Berita
Tafsir Surah al-Fatihah [1/2]
Mukaddimah
Di dunia modern dan industri saat ini, setiap alat yang diproduksi oleh perancang dan penciptanya, selalu disertai dengan buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan, seperti buku petunjuk lemari es atau televisi dan sebagainya, yang diberikan kepada para pembeli barang-barang tersebut; yang memuat perincian tentang bagian luar dan dalam peralatan tersebut, juga cara penggunaan yang benar, dan hal-hal yang berbahaya bagi alat itu, dan sebagainya, agar pembeli dapat mempelajarinya dan dapat memanfaatkannya dengan baik dan benar, juga agar mereka dapat menghindari hal-hal tertentu yang akan membuat barang tersebut cepat rusak. Saya dan Anda semua, juga seluruh manusia, adalah perangkat-perangkat yang sangat modern, yang telah diciptakan oleh Dzat yang Maha Pencipta lagi Maha Kuasa.
Dan oleh karena kerumitan dan ketelitian yang sedemikian besar di dalam tubuh dan jiwa kita, maka kita tidak mampu mengenali hakikat diri kita sendiri, juga jalan kebahagiaan kita. Dari satu sisi, apakah kita ini lebih kecil dibanding dengan lemari es dan televisi, yang para perancang dan penciptanya berkewajiban menyertakan buku petunjuknya, sedangkan Pencipta kita tidak perlu menulis sebuah buku petunjuk kecil untuk kita?!! Apakah kita tidak memerlukan buku petunjuk, yang menjelaskan keistimewaan-keistimewaan tubuh dan jiwa manusia, yang menerangkan segala kemampuan dan potensi-potensi yang telah diciptakan dalam wujudnya, dan menyebutkan cara-cara yang benar dalam penggunaan semua itu? Yang lebih penting dari semuanya ialah penjelasan tentang bahaya-bahaya yang mengancam tubuh dan jiwa manusia, serta sumber-sumber kebinasaan dan kesengsaraannya secara terperinci.
Dapatkah diterima, Allah yang menciptakan kita atas dasar rahmat dan kecintaan (mahabbah), lalu melepaskan kita begitu saja, tanpa menerangkan jalan kebahagiaan dan cara mencapai kesejahteraan bagi kita? Alquran adalah ibarat sebuah buku petunjuk tentang manusia yang Ia kirimkan. Di dalam kitab petunjuk inilah Allah SWT menerangkan jalan kebahagiaan dan kesejahteraan, juga faktor-faktor kebinasaan dan kesengsaraan manusia. Hubungan baik kekeluargaan dan kemasyarakatan, masalah-masalah hukum dan akhlak, keperluan-keperluan jiwa dan raga, tugas-tugas individu dan sosial, adat istiadat yang benar dan yang menyimpang di dalam masyarakat manusia, perintah-perintah dan undang-undang keuangan serta perekonomian, dan berbagai topik lain yang berperan di dalam kebaikan atau kerusakan individu dan masyarakat, semua itu dijelaskan di dalam Kitab ini.
Meskipun di dalam Alquran disebutkan juga kisah-kisah tentang kaum-kaum terdahulu, berbagai peristiwa peperangan dan pertempuran, sejarah kehidupan umat manusia, baik lelaki maupun perempuan, akan tetapi Alquran bukanlah sebuah kitab cerita. Akan tetapi, ia adalah kitab pelajaran bagi kehidupan kita saat ini. Oleh karena itu, nama kitab ialah Alquran. Artinya bacaan. Sebuah kitab yang harus dibaca; hanya saja bukan sekadar dibaca dengan lidah, sebagaimana kitab pelajaran di sekolah-sekolah dasar. Ia adalah Kitab yang harus dibaca disertai dengan tafakkur dan tadabbur, sebagaimana yang diminta oleh Alquran itu sendiri.
Tujuan pembahasan kita ini ialah mengupas ajaran-ajaran Alquran dalam bentuk terjamah dan penjelasan serta keterangan, yang akan kami berikan kepada kalian khusunya (kaum remaja dan generasi muda yang kami cintai) yang ingin memprogram kehidupan sesuai dengan jalan yang telah ditentukan oleh Allah demi kebahagian kalian, agar dengan acara ini akan terciptalah kesempatan bagi Anda, ketika membaca Alquran, Anda juga akan dapat mengambil manfaat bagi kehidupan di dunia. Kini marilah kita menghadapkan diri kita kepada Alquran, dan kita buka halaman pertama Kitab samawi ini. Surah pertama Alquran ialah Fâtihatul Kitâb.
Di kalangan umum, surah ini dikenal dengan nama Surah Al-Hamdu. Karena Alquran diawali oleh Surah ini, maka Surah ini pun dinamai Fâtihatul Kitâb yang artinya pembuka kitab. Kedudukan penting surah yang tak memiliki lebih dari tujuh ayat ini, cukup tergambar di dalam kenyataan bahwa diwajibkan dalam sehari semalam atas kita untuk membacanya dua kali di dalam setiap salat yang kita lakukan, dan salat akan batal tanpa membaca surah ini.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Surah yang merupakan pembukan Kitab Allah ini sendiri, dimulai dengan sebuah ayat dimana setiap pekerjaan yang tidak didahului oleh ayat ini, maka pekerjaan tersebut tidak akan membawa kebaikan. Ayat pertama ialah: Bismillâhirrahmânirrahîm. Artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Sejak dahulu, sudah menjadi kebiasaan di kalangan rakyat, bahwa pekerjaan-pekerjaan penting selalu dimulai dengan menyebut nama para pembesar mereka, untuk mendapat berkah darinya. Umpamanya, para penyembah patung atau berhala, mencari berkah dengan nama atau dengan kehadiran para kepala negara. Akan tetapi, Dzat yang lebih besar di antara segala sesuatu yang besar, adalah Allah SWT di mana kehidupan segala sesuatu yang hidup ini bermula dari-Nya. Bukan hanya kitab alam semesta, akan tetapi, kitab syari’at, yaitu Alquran dan semua kitab samawi, dimulai dengan nama-Nya. Islam mengajarkan kepada kita agar pekerjaan-pekerjaan kita, yang kecil dan yang besar, makan dan minum, tidur dan bangun, bepergian dan menaiki kendaraan, berbicara dan menulis, kerja dan usaha, pokoknya semua perbuatan kita, hendaknya kita mulai dengan Bismillâh (dengan nama Allah).
Jika seekor binatang disembelih tanpa menyebut nama Allah, maka kita dilarang memakan daging binatang tersebut. Kata-kata “Bismillâh” tidak khusus di dalam agama Islam saja. Menurut ayat-ayat Alquran, kapal Nabi Nuh as juga bergerak diawali dengan kalimat “Bismillâh”. Surat Nabi Sulaiman as kepada Balqis, juga diawali dengan kalimat “Bismillâh”. “Bismillâh” adalah sebuah ayat lengkap, dan bagian dari Surat Al-Fâtihah. Oleh sebab itu, Ahlulbait Nabi tidak suka terhadap orang yang tidak membacanya atau membacanya dengan suara pelan di dalam salatnya. Mereka sendiri selalu membaca ayat ini, yaitu “bismillâhirrahmânirrahîm” dengan suara keras di dalam setiap salat yang mereka lakukan.
Ada beberapa hal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dari ayat ini. Pertama:
a.“Bismillâh” merupakan sumber berkah dan jaminan bagi setiap pekerjaan, juga merupakan tanda tawakkal kepada Allah dan permohonan bantuan dari-Nya.
b.”Bismillâh” memberi warna Ilahi kepada setiap pekerjaan, dan menyelamatkan pekerjaan-pekerjaan manusia dari bahaya syirik dan riya.
c.“Bismillâh” artinya: Ya Allah aku tidak melupakan-Mu, maka janganlah Engkau melupakan aku.
d.Orang yang mengucapkan “Bismillâh” berarti telah menggabungkan diri kepada kekuatan tak terbatas dan lautan rahmat Ilahi yang tak bertepi.
الحمد لله رب العالمين
“Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh Alam.”
Setelah menyebut nama Allah, maka kalimat pertama yang kita ucapkan ialah syukur kepada-Nya. Allah Tuhan yang perkembangan dan kehidupan segala sesuatu di alam ini bersumber darinya, baik alam benda mati, tumbuh-tumbuhan, alam binatang, alam langit dan bumi. Ia-lah yang mengajarkan kepada lebah madu dari mana mencari makanan dan bagaimana cara membuat sarang. Ia juga mengajarkan pada semut bagaimana menyimpan makanannya untuk musim dingin. Ia pulalah yang menumbuhkan batang-batang gandum yang penuh dengan biji-biji hanya dari sebutir gandum, juga menumbuhkan sebatang pohon apel dari sebutir biji apel. Dialah yang menciptakan langit dengan kehebatan yang amat besar ini dan menetapkan garis edar setiap bintang dan setiap galaksinya. Dialah yang menciptakan kita dari setetes air yang memancar dan menumbuhkan kita di dalam perut ibu selama kurang lebih 6 hingga 9 bulan lebih beberapa hari. Lalu setelah lahir ke dunia Ia pun menyediakan segala keperluan untuk perkembangan kita. Ia membentuk badan kita sedemikian rupa sehingga mampu mempertahankan diri dari mikroba-mikroba pembawa penyakit dan jika salah satu tulang tubuh kita patah atau retak, maka tubuh kita memiliki kemampuan untuk mengatasinya sedemikian rupa.
Demikian pula jika tubuh memerlukan darah, maka secara otomatis ia memproduksinya untuk memenuhi keperluan tersebut. Akan tetapi, bukan hanya perkembangan dan pemeliharaan tubuh kita saja yang berada di tangan-Nya, akal dan perasaan juga Ia ciptakan untuk kita. Lalu Allah mengutus para Nabi dan kitab-kitab Samawi untuk mendidik kita. Dari ayat ini ada satu hal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran yaitu ketergantungan kita dan seluruh alam ini kepada Allah SWT. Bukan hanya pada saat penciptaan, akan tetapi perkembangan dan keterpeliharaan kita juga datang dari-Nya. Oleh karena itu, hubungan Allah dengan segala yang maujud ini bersifat selamanya dan kekal. Oleh karena itu pulalah maka kita harus mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Bukan hanya di dunia, bahkan di hari akhirat pun ucapan penduduk syurga adalah Ahamdulillâh hi rabbul `âlamîn.
Selanjutnya Tafsir Surah al-Fatihah [2/2]