Akhlak
Ribuan Warga Bekasi Rayakan Maulid Nabi Bersama Haddad Alwi
Peringatan Maulid Nabi di masjid Al-Mahdi, Jl. Raya Hankam, Bekasi ini tampak lebih meriah dengan kehadiran Hadddad Alwi sebagai pelantun shalawat sekaligus penceramah dalam acara tersebut. Terbukti, ribuan jamaah memadati pelataran masjid ikut memeriahkan acara dengan melantunkan shalawat bersama.
Dalam kesempatan itu, Haddad menyampaikan arti penting peringatan Maulid Nabi. “Rasulullah adalah seorang Nabi yang paling mencintai Allah, Nabi yang paling dicintai Allah, dan Nabi yang paling mencintai umatnya. Karena itu, memperingati hari kelahiran Beliau yang mulia, sangat dianjurkan bagi kita semua,’’ tuturnya.
“Tidak ada Nabi-nabi lain yang mencintai umatnya lebih dari Rasulullah. Seorang Nabi yang sering menangis, sujud, dan berdoa bukan buat dirinya, tetapi buat kita. Seorang Nabi yang sering kita dengar sejarahnya, bahwa menjelang wafatnya pun masih memanggil-manggil kita ‘ummati.. ummati.. ummati..’ Jadi dengan Maulid ini kita bisa memperdalam rasa cinta kita kepada Rasulullah. Karena itu saya berterimakasih, terharu, Anda sekalian mau meninggalkan acara nonton TV, mau meninggalkan maksiat dan lain sebagainya demi mengikuti Maulid ini. Insya Allah Anda semua akan dirahmati Allah,” tambah Haddad.
Ia juga mengajak seluruh hadirin mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Nikmat terbesar yang tak diberikan kepada umat-umat Nabi sebelum Rasulullah yaitu nikmat diciptakan sebagai umat Rasulullah. “Seorang Nabi yang menyayangi kita, yang merindukan kita, yang mencintai kita, bahkan sebelum kita dilahirkan,” ungkapnya, sambil menceritakan sebuah kisah:
“Pernah Rasulullah duduk dengan para sahabat, Rasulullah sakit pada saat itu, dan tidak lama setelah itu Rasulullah wafat. Ketika duduk dengan para sahabat, tiba-tiba Rasulullah mengatakan ‘aku rindu,’ sahabat bertanya, ‘kepada siapa ya Rasulullah engkau rindu?’ Kata Rasulullah, ‘aku rindu kepada sudara-saudaraku.’ Sahabat bertanya lagi, ‘bukankah kami saudaramu ya Rasulullah?’ Kata rasulullah, ‘kalian sahabat-sahabatku, aku mencintai kalian. Tapi aku rindu kepada saudara-saudaraku.’ Sahabat semakin penasaran dan bertanya lagi, ‘siapa mereka ya Rasulullah? Betapa beruntungnya mereka engkau sebut dengan panggilan saudaramu, dan engkau merindukan mereka. Siapa mereka? Betapa beruntungnya mereka!’ Kata Rasulullah, ‘saudara-saudaraku yang aku rindukan adalah umatku kelak. Yang belum pernah melihat wajahku, yang tidak hidup sejaman denganku, yang belum pernah berbincang-bincang denganku, tetapi mereka merindukanku, mereka melanjutkan dakwahku, tidak jarang mereka meneteskan airmata rindu kepadaku, aku rindu kepada mereka, dan aku ingin bertemu dengan mereka.’ Itulah jawaban Nabi kepada para sahabatnya. Kita semua yang hadir di sini insya Allah termasuk yang dirindukan Rasulullah, dan akan bertemu dengan Rasulullah,” harap Haddad Alwi diamini jamaah.
Dengan gemar melantunkan shalawat Nabi, Haddad berharap para jamaah yang hadir mampu memancing emosi cinta mereka, agar selalu mengekspresikan rindu dan cintanya kepada Rasulullah dengan harapan agar cintanya membawanya selalu bersama Rasulullah.
Ketika ditanya kenapa tidak langsung saja cinta Allah? Dia menjawab “Semua yang mengatakan cinta kepada Rasulullah tujuannya adalah untuk mencintai Allah dan untuk mendapatkan cinta-Nya. Sementara tidak mungkin seseorang dapat mencintai dan dicintai Allah tanpa mencintai Rasulullah.”
Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB dan dihadiri perwakilan berbagai ormas Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), Forum Kerukunan Umat Islam (FKUI), Nahdlatul Ulama (NU), Ahlulbait Indonesia (ABI), dan ribuan jamaah dari berbagai kalangan itu diawali dengan prosesi pembacaan maulid bersama. Lalu diikuti pembacaan ayat suci Al-Quran, sambutan-sambutan, ceramah agama, dan ditutup doa yang dipimpin Habib Hassan Daliel Alaydrus, Ketua Umum DPP Ahlulbait Indonesia pada pukul 23.00 WIB. (Abdul Malik/Yudhi)