Berita
Sejarah Puasa dan Jenisnya
Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib as berkata bahwa sekelompok orang Yahudi pernah mengunjungi Rasulullah saw dan orang yang alim di antara mereka bertanya kepada Rasulullah saw. tentang beberapa masalah, salah satu pertanyaannya adalah: “Mengapa Allah Yang Mahaagung memerintahkan umatmu untuk berpuasa sepanjang siang hari selama tiga puluh hari setelah Allah mewajibkan umat-umat terdahulu untuk berpuasa dalam waktu yang lebih panjang?”
Rasulullah saw menjawab, “Ketika Adam a.s. memakan buah terlarang, makanan itu tetap berada dalam perutnya selama tiga puluh hari. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan keturunan Adam untuk berpuasa selama tiga puluh hari dengan menahan lapar dan haus, dan apa yang mereka makan selama periode puasa ini (di waktu malam) hanya disebabkan oleh rahmat Allah kepada mereka sebagaimana rahmat Allah kepada Adam a.s. Inilah mengapa Allah memerintahkan umatku untuk berpuasa.”
Kemudian Rasulullah saw. membaca ayat ini : “Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (Q.S. al Bagarah : 183)
Alim Yahudi itu kemudian berkata. “Wahai Muhammad! Engkau telah berkata benar, karenanya beritahukanlah kami apa ganjaran orang yang berpuasa?” Rasulullah saw. menjawab, “Tidaklah orang beriman yang berpuasa selama Bulan Ramadan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah kecuali Allah beri tujuh manfaat:
- Apa pun yang haram yang berada dalam tubuhnya akan ditekan dan dikeluarkan
- Ia menjadi lebih dekat untuk meraih rahmat Allah
- Ia telah menebus dosa datuknya, Adam a.s.
- Rasa sakit menghadapi sakaratul maut dikurangi
- Ia mendapat jaminan tidak akan mengalami kepedihan lapar dan haus pada hari kiamat
- Allah akan membebaskannya dari neraka
- Allah akan memberinya berbagai nikmat di surga
Alim Yahudi itu berkata, “Wahai Muhammad! Sungguh engkau telah berkata benar!”
Mengenai jenis-jenis puasa, terdapat beberapa versi yang berbeda sesuai dengan perbedaan-perbedaan yang ada di antara para penganut kepercayaan, sekte (mazhab), bangsa-bangsa, dan kebiasaan-kebiasaan masing-masing. Tujuan-tujuannya juga bervariasi, walaupun tujuan paling utama dan paling menonjol adalah untuk menyucikan tubuh dan jiwa dari racun-racun materi dan non materi. Di antara jenis-jenis puasa adalah yang disebutkan dalam Alquran sebagai ‘ketenangan dan menjauhkan diri dari pembicaraan yang sia-sia’. Sebagai contoh, perintah Allah Yang Mahaagung kepada Maryam binti Imran. Allah memerintahkannya, ketika berhadapan dengan orang banyak yang tidak menyukai kelahiran Isa as., untuk berkata : “Sesungguhnya aku telah bernazar kepada Yang Maha Pengasih untuk berpuasa, maka hari ini aku tidak akan berbicara kepada seorang manusia pun.” (Q.S Maryam: 26).
Kaum Muslim telah belajar dari Tuhan mereka Yang Maha Terpuji dan Mahaagung bahwa puasa merupakan salah satu bentuk pertobatan (membayar kompensasi) karena beberapa pelanggaran berikut :
- Mencukur rambut kepala selama berhaji (ketika seseorang masih mengenakan pakaian ihram) disebabkan suatu alasan yang sah seperti sakit atau luka di kepala.
- Tidak mampu menyembelih hewan kurban
- Membunuh seorang dzimmi (orang kafir yang tidak memusuhi Islam yang berada dalam perlindungan kekuasaan Islam) tanpa sengaja
- Melanggar sumpah
- Berburu sewaktu masih mengenakan pakaian ihram
- Dalam kasus dhihar (kasus dimana suami menyamakan istrinya dengan ibunya. la tidak boleh menggauli istrinya sebelum membayar denda puasa).
Dikutip dari buku Muhammad Taufiq Ali Yahya, Puasa dalam Qur’an dan Hadis