Superioritas Bulan Ramadan

Abu Thayyib Husain bin Muhammad al-Tammar meriwayatkan kepadaku dari Ja’far bin Ahmad Syahid, yang meriwayatkan dari Abul husain Ahmad bin Muhammad bin Abi Muslim. yang meriwayatkan dari Ahmad bin Jalis aI-Razi, yang meriwayatkan dari Qasim bin Hakam Irni, yang meriwayatkan dari Hisyam bin Walid, dari Muhammad bin Sulaiman Saddusi, yang meriwayatkan dari Abul Hasan Ali bin Muhammad aI-SairafI, yang meriwayatkan dari Dhahhak bin Mazahim, dari Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib yang mendengar bahwa Nabi Saw bersabda;

“Setiap tahun, ketika masuk bulan Ramadan, surga mempersiapkan diri dengan menghias dan memperindah diri. Karena itu, ketika tiba malam pertama bulan itu, angin lembut bertiup dari bawah Arsy, yang dinamakan Mutsirah, dan dedaunan pepohonan surgawi melambai-lambai, dan daun-daun penutup pintu berdering, untuk melahirkan langgam yang merdu, langgam yang tak pernah didengar oleh siapa pun yang bisa mendengar. Kemudian para bidadari bermata indah bermunculan, berdiri di balkon kediaman surgawi, dan berkata,’Adakah yang mengajukan maksud kepada Allah sehingga Dia menikahkan dia (dengan bidadari)?’ Kemudian mereka mengatakan, ‘Wahai Ridhwan, malam ini malam apa?’

Dengan segenap kesiapan, Ridhwan memberikan jawaban kepada mereka dan mengatakan, ‘Wahai yang rupawan dan baik, ini adalah malam pertama bulan Ramadan. Gerbang-gerbang surga telah dibuka untuk mereka umat Muhammad saw yang menjaga puasa’.

Kemudian Allah Ta’ala mengatakan, ‘Wahai Ridhwan, bukalah gerbang-gerbang surga. Wahai Malik, tutuplah gerbang-gerbang neraka dari mereka umat Muhammad Saw yang memerhatikan puasa. Wahai Jibril, turunlah ke bumi dan belenggulah setiap setan yang durhaka dan pemberontak, belenggulah leher-leher mereka dan lemparkan mereka ke dalam kedalaman samudera, sehingga mereka tidak mengganggu, tidak merusak puasanya umat kekasih-Ku.’

Kemudian Allah Ta’ala mengatakan tiga kali setiap malam di bulan Ramadan. ‘Adakah siapa pun yang berusaha untuk mendapatkan sehingga Aku anugerahi? Adakah siapa pun yang Menyesal dan bertobat, sehingga Aku ampuni dia? Adakah siapa pun yang berusaha mendapatkan ampunan sehingga Aku ampuni dia? Siapakah yang mau memberikan suatu pinjaman lunak (zakat, sedekah, amal dan kemurahan hati kepada fakir miskin) kepada Dia Yang Mahakaya, Mahaabadi dan Dia Yang Mahaadil dan Yang tidak menzalimi siapa pun?’

Pada petang hari di setiap hari di bulan Ramadan, Allah membebaskan sejuta jiwa dari neraka pada saat iftar. Ketika tiba malam dan siang hari di hari Jumat, Dia membebaskan sejuta jiwa setiap jamnya. Mereka yang menjadi jiwa-jiwa yang malang yang patut mendapatkan azab. Ketika bulan Ramadan berakhir, jumlah jiwa yang dibebaskan pada hari itu setara dengan jumlah total jiwa yang dibebaskan dari neraka oleh Allah selama bulan ini.

Lalu ketika malam Qadar, Allah Ta’ala memerintahkan Jibril untuk turun ke bumi, bersama kelompok atau formasi malaikat, membawa panji hijau. Jibril memancangkannya di belakang Ka’bah. Dan Jibril mempunyai enam ratus sayap, yang dua di antaranya tidak pernah Jibril bentangkan kecuali pada malam Qadar. Jibril mengembangkan dua sayap itu pada malam itu, sampai dua sayap itu mengembang sampai melampaui Timur dan Barat. Kemudian Jibril memencarkan para malaikat itu pada malam itu, karena itu mereka menyalami setiap orang yang tengah berdiri, duduk, berdoa dan zikir (ingat Allah). Para malaikat itu berjabat tangan dengan mereka, dan mengucapkan amin untuk doa-doa yang mereka panjatkan, sampai fajar menyingsing.

Ketika fajar menyingsing, Jibril as mengatakan, ‘Wahai Kelompok malaikat, sekarang waktunya untuk berangkat. Mereka pun menjawab, ‘Wahai Jibril, bagaimana Allah menanggapi doa-doa orang-orang mukmin umat Muhammad?’ Jibril berkata, ’Allah memerhatikan mereka pada malam ini dan telah mengampuni mereka semua kecuali empat’.

Kemudian Nabi saw berkata, ‘Keempatnya ini adalah: orang yang minum minuman beralkohol, dan orang yang membuat ketidakridaan dua orangtuanya, dan orang yang memutus hubungan dengan sanak kerabat dan handaitolannya, dan orang yang di hatinya ada perasaan dendam dan benci.

Ketika malam Fitri tiba, malam yang disebut malam pahala, Allah memberikan pahaIa-Nya kepada orang-orang ahli ibadah, tanpa ukuran sama sekali. Ketika hari Fitri menyingsing, Allah mengutus para maiaikat-Nya ke setiap bagian bumi, karena itu para malaikat turun dan berdiri di mulut setiap jalur, dan mengatakan, ‘Wahai Umat Muhammad, berjalanlah ke arah Yang Maha Pemurah, yang menopang dengan kemurahan-Nya, karena Dia (sajalah) yang memberi berlimpah dan mengampuni dosa-dosa yang sangat menyedihkan. Karena itu ketika mereka bergerak ke arah salat, Allah Ta’ala yang Mahakuasa mengatakan kepada para malaikat, ‘Wahai Malaikat-malaikat-Ku, apa pahala bagi seseorang yang diberi pahala ketika dia menyelesaikan kewajibannya?’ Mereka menjawab, ‘Wahai Tuhan dan Penguasa kami, Pahala itu adalah memberikan penuh kepadanya untuk upayanya.’

Kemudian Allah yang Mahatinggi lagi Mahakuasa mengatakan, ‘Jadilah saksi-Ku, wahai Malaikat-malaikat-Ku, bahwa untuk pahala bagi puasa dan salat mereka selama bulan Ramadan, mereka memperoleh keridaan dan ampunan-Ku.’

Kemudian Dia mengatakan, ‘Wahai hamba hamba-Ku, mintalah dari-Ku apa pun yang kamu kehendaki, karena demi Kemuliaan-Ku, tidak ada apa pun yang kamu akan berupaya dapatkan demi akhiratmu atau demi dunia ini, kecuali apa yang kamu inginkan itu akan diberikan. Dan demi Kemuliaan-Ku, Aku akan sembunyikan bagian-bagian memalukanmu seperti kamu menjaga itu semua demi Aku. Demi Kemuliaan-Ku. Aku akan selamatkan kamu, dan tidak akan mempermalukan kamu di hadapan warga keabadian. Pergilah, dengan segenap doamu terampuni, karena sungguh kamu telah membuat-Ku rida, dan Aku juga rida kepadamu.

Para malaikat akan bergembira dan mengungkapkan kegembiraan dan kebahagiaan kepada satu sama lain, untuk apa yang akan Allah anugerahkan kepada umat ini, ketika menghentikan puasa.”

Syeikh Mufid, Al-Amali, Kuliah Seputar Hadis dan Aqidah, Pertemuan ke-27, halaman 272