Berita
Kemuliaan Malam Nisfu Syakban
Nisfu Syakban atau pertengahan bulan Syakban adalah diantara perayaan terbesar umat Islam Syiah yang jatuh pada hari ke-15 bulan Syakban. Pada sebagian riwayat, malam pertengahan Syakban adalah malam paling mulia setelah malam al-Qadr. Umat Islam Syiah menjadikan malam pertengahan Syakban sebagai malam untuk beribadah semalam suntuk dengan menghidupkan amalan-amalan sunah. Sebagian Ahlusunah dan kelompok-kelompok tarikat juga meyakini malam pertengahan Syakban memiliki fadhilah dan keutamaan yang sangat besar.
Umat Islam Syiah menjadikan malam Nisfu Syakban sebagai malam perayaan karena bertepatan dengan malam kelahiran Imam ke-12 Syiah Imam Mahdi as. Pada malam itu mereka menghiasi masjid dan tempat-tempat keramaian dengan lampu-lampu hias. Mereka membagikan makanan dan minuman kepada orang-orang miskin untuk turut bergembira. Di Iran, salah satu pusat tempat merayakan malam Nisfu Syakban adalah di Masjid Jamkaran yang terletak di kota Qom. Pada hari 15 Syakban, di Iran ditetapkan sebagai hari libur resmi dan disebut sebagai hari Musthadafien sedunia.
Di Irak umat Islam Syiah juga mengadakan perayaan malam Nisfu Syakban. Mereka pada malam itu melakukan ziarah di makam Imam Husain as sampai keesokan harinya. Demikian pula perayaan malam Nisfu Syakban juga diadakan umat Islam Syiah di Bahrain, Yaman, Mesir, Lebanon, Suriah dan India.
Perayaan malam Syakban adalah di antara perayaan besar bagi umat Islam Syiah yang berkaitan dengan malam kelahiran Imam Mahdi as. Pada malam tersebut umat Islam Syiah diseluruh dunia mengadakan perayaan. Di Iran, perayaan malam Nisfu Syakban dipusatkan di Masjid Jamkaran, demikian pula di tempat-tempat suci di Karbala, Najaf, Samara di Irak. 15 Syakban dijadikan sebagai hari libur resmi dan ditetapkan sebagai hari kaum “Mustadh’afin” sedunia.
Diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw dan para Imam Maksum Syiah mengenai keutamaan menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan beribadah di dalamnya. Di antaranya disebutkan dalam riwayat, “Malaikat Jibril as membangunkan Nabi Muhammad saw pada malam Nisfu Syakban dan memesankan kepadanya untuk mendirikan salat, membaca Al-Quran serta memperbanyak doa dan istighfar.” [Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 98, hlm. 413] Pada riwayat lain disebutkan, salah seorang istri Nabi Muhammad saw menceritakan Nabi Muhammad saw melakukan ibadah khusus dengan memperpanjang sujudnya pada malam Nisfu Syakban. Dalam beberapa riwayat dari Imam Ali as dan Imam Shadiq as ditekankan untuk beribadah dan melakukan amalan khusus malam Nisfu Syakban. [Bihār al-Anwār, cet. III, jld. 94, hlm. 84-85]
Sejumlah riwayat lain menjelaskan pentingnya malam malam Nisfu Syakban dikarenakan kelahiran Imam Mahdi as, hujjah terakhir Allah swt di muka bumi untuk semua manusia.
Keutamaan Malam Nisfu Syakban
Sejumlah hadis mengenai keutamaan dan fadhilah malam dan hari Nisfu Syakban diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw dan Maksumin as. Berikut ini diantara fadhilahnya:
- Pembukaan bagi semua kenikmatan dan pemaafan serta lautan kebaikan dan rezki pada malam Nisfu Syakban
- Ditetapkannya rezki dan ditentukannya ajal manusia. [Sayid Ibnu Thawus, Iqbāl al-A’māl, riset: Jawad Qayyumi Isfahani, hlm. 216-217]
- Dimaafkannya semua manusia, kecuali orang-orang musyrik, pelaku judi, yang memutuskan silaturahmi, pemabuk dan orang-orang yang gemar berlaku dosa. [Sayid Ibnu Thawus, hlm. 209; Majlis, Bihār al-Anwār, jld. 94, hlm. 85]
- Malam terbaik setelah malam al-Qadr. [Mandzari, al-Targhib wa al-Tarhib, Abdul Adzhim bin Abdul Qaqi, riset: Ibrahim Syamsuddin, Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, cet. I, jld. 2, hlm. 73 dan 74, jld. 3, hlm. 67, 233, 307 dan 309]
Nisfu Syakban dalam Pandangan Ahlusunah
Bukan hanya umat Islam Syiah yang meyakini Nisfu Syakban memiliki keutamaan besar melainkan juga dalam keyakinan Ahlusunah khususnya kelompok-kelompok tarikat tasawuf. Diriwayatkan dalam sejumlah hadis dari Rasulullah saw dan periwayatan dari sejumlah sahabat mengenai besarnya keutamaan beribadah pada malam Nisfu Syakban. [ Baihaqi, Syu’ab al-Iman, cet. I, jld. 3, hlm. 378-386]
Sebagian dari ulama Ahlusunah meragukan kesahihan riwayat mengenai keutamaan Nisfu Syakban demikian pula di antaranya oleh Ibnu Taimiyah yang menjadi rujukan kaum salafi, sehingga mengeluarkan fatwa bid’ahnya bagi kaum muslimin menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan mendirikan salat 100 rakaat. [Ibnu Taimiyyah, Fatawa, jld. 5, hlm. 344]
Oleh karena itu, ulama salafi abad 14 dan 15 H seperti Tahanawi, Yusuf Qardhawi dan Muhammad Saleh Munjid mengeluarkan fatwa menghidupkan malam Nisfu Syakban dan melakukan peringatan di dalamnya adalah amalan tanpa dasar dan merupakan perbuatan bid’ah. [Hukum syar’i menghidupkan malam pada pertengahan Syakban, site resmi Yusuf Qhardawi]
Secara umum Ahlusunah meyakini keutamaan dan fadhilah malam Nisfu Syaban. Bahwa menghidupkan malam Nisfu Syakban dengan amalan ibadah seperti membaca Alquran, mendirikan salat berjamaah, memperbanyak doa, berpuasa pada hari Nisfu Syakban memiliki keutamaan besar diluar hari-hari lainnya. Malam Nisfu Syakban bagi mereka juga diyakini sebagai malam pembebasan dari api neraka. [Nurbakhsy, al-Fiqh al-Ahwath, jld. 1, hlm. 112-113]
Mendirikan salat 100 rakaat atau salat al-Khair yang didalamnya dibaca 1000 kali surah Al-Ikhlas adalah di antara amalan sunah yang dilakukan oleh Sunni dan Syiah pada malam Nisfu Syakban. Pada sebagian wilayah Islam seperti di bagian selatan asia hari Nisfu Syakban dirayakan dengan menziarahi kubur, berbagi makanan serta bersedekah pada orang yang membutuhkan. [Abu Raihan, al-Tafhim, hlm. 252]