Berita
Kepeloporan Syiah dalam Ilmu-ilmu Alquran: Orang Pertama yang Mengarang di Bidang Qiroah dan Merumuskannya Sebagai Ilmu [2]
Perlu dicatat bahwa orang pertama yang merumuskan ilmu Qiroah adalah Aban ibn Taghlab Ar-Ruba’ie Abu Said. Ia juga biasa dipanggil dengan nama nasabnya; Abu Umaimah Al-Kufi. An-Najasyi dalam Asma’ Mushannifis Syi’ah mengatakan: ”Sesungguhnya Aban rahimahullah adalah pelopor di pelbagai bidang ilmu Alquran, Fiqih dan Hadis. Aban juga memiliki bacaan tersendiri yang masyhur di kalangan para pembaca (qori’) Al-Quran.” An-Najasyi dalam periwayatan kitab tafsir Aban mengurut sanadnya dari Muhammad ibn Musa ibn Abu Maryam, pengarang kitab Al-Lu’lu ‘, sampai ke Aban. Di sana Aban mengatakan: “Pertama-tama itu sebagai pelatihan.”
Ibnu Nadim dalam Al-Pehrest menyebutkan karangan Aban mengenai ilmu Qiroah. Ia mengatakan: ”Di antara karya-karya Aban ialah kitab Ma’anil Quran yang indah, Kitabul Qiroah dan Kitab minal Ushul mengenai ilmu Riwayat menurut mazhab Syi’ah.”
Setelah Aban adalah Hamzah ibn Habib, salah seorang pencipta tujuh bacaan, yang mengarang kitab Al-Qiroah. Ibnu Nadim mengatakan di dalam Al-Fehrest: ”Al-Qiroah adalah kitab yang ditulis oleh Hamzah ibn Habib; salah seorang dari tujuh sahabat terdekat Imam Ja’far Ash-Shadiq.”
Sementara itu, Syeikh Thaifah Abu Ja’far Ath-Thusi telah mengulas ihwal Hamzah ini di dalam Kitabur Rijal seputar sahabat-sahabat Imam Ash-Shadiq a.s. Dan telah ditemukan catatan yang ditulis oleh Syeikh Syahid Muhammad ibn Makki dari Syeikh Jamaluddin Ahmad ibn Muhammad ibn Al-Haddad Al-Hilli, yaitu demikian: ”Al-Kisaie telah belajar Alquran pada Hamzah, dan Hamzah pada Abu Abdillah Ja’far Ash-Shadiq, dan Ash-Shadiq pada ayahnya, dan ayahnya pada ayahnya, dan ayahnya pada ayahnya, dan ayahnya pada Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib”.
Saya katakan bahwasanya Hamzah juga belajar pada Al-A’masy dan Himran ibn A’yan; yang keduanya adalah tokoh besar Syi’ah, sebagaimana yang akan kita kenal nanti.
Hingga kini, belum ada nama yang dikenal selain Aban dan Hamzah dalam pengarangan kitab di bidang ilmu Qiroah. Misalnya, Adz-Dzahabi dan selainnya yang menulis kitab tentang generasi para pembaca Alquran, mencatat bahwa orang pertama yang mengarang di bidang Qiroah adalah Abu ‘Ubaid Al-Qosim ibn Salam yang wafat pada 224 H. Menurut catatan ini, jelas Aban telah memulai lebih dahulu, sebab Adz-Dzahabi sendiri di dalam Al-Mizan dan As-Suyuthi di dalam Ath-Thabaqot menuliskan tahun wafat Aban pada 141 H. Maka itu, Aban 83 tahun lebih dahulu Mengarang daripada Abu Ubaid.
Begitu pula sekaitan dengan Hamzah ibn Habib. Adz-Dzahabi dan As-Suyuthi menuliskan tahun kelahirannya pada 80 H. dan tahun wafatnya pada 156 H. Ada yang mengatakan wafatnya pada 154 H., ada pula yang mencatatnya pada 158 H., kendati tahun yang terakhir ini tidak tepat.
Ala kulli hal, dapat disimpulkan bahwa kaum Syi’ah adalah pelopor di bidang penyusunan ilmu Qiroah. Fakta ini tidaklah luput dari ketelitian sang Penghafal Alquran; Adz-Dzahabi, dan sang penghafal Al-Quran dari Suriah; As. Suyuthi. Hanya saja, mereka hendak menunjukkan Muslim pertama di antara Ahlusunnah yang mengarang kitab di bidang Qiroah, bukan di antara umat Islam secara umum.
Di samping itu, dalam perihal penyusunan ilmu Qiroah, terdapat sekelompok Syi’ah selain yang telah saya sebutkan, seperti; Ibn Sa’dan Abu Ja’far ibn Sa’dan Adh-Dhurair. Ia aktif sebagai penyusun ilmu Qiroah sebelum Abu Ubaid. Pada tema ‘Pembaca-pembaca Syi’ah’, Ibnu Nadim dalam Al-Fehrest menuliskan: ”Ibn Sa’dan adalah guru kaum Ahlusunnah, salah seorang pembaca menurut bacaan Hamzah, lalu ia memilih bacaan untuk dirinya sendiri. Ia lahir di Baghdad, bermazhab Kufah (di bidang Nahwu), dan wafat pada 131 H di hari Arafah. Di antara karya-karyanya ialah Kitabul Qira’ah, Mukhtasharun Nahw. Dan ia pun memiliki kumpulan definisi, semacam kumpulan definisi Al-Farra’.”
Seperti juga Ibn Sa’dan adalah Muhammad ibn AlHasan ibn Abu Sarah Ar-Rawasi Al-Kufi, guru Al-Kisaie dan Al-Farra’. Ia adalah salah seorang sahabat dekat Imam Muhammad Al-Baqir a.s. Abu Amr Ad-Danie telah menyebutkannya di dalam Thabaqotul Qurra’, dan mengatakan: “Muhammad ibn Al-Hasan telah meriwayatkan llmu Huruf dari Abu Amr dan belajar pada Al-A’masy; seorang ulama Syi’ah. Ia mempunyai mazhab yang khas dalam ilmu Qiroah yang juga dianut oleh sebagian orang. Darinyalah Khallad ibn Khalid Al-Manqori dan Ali ibn Muhammad Al-Kindi belajar ilmu Huruf. Darinya pula Al-Kisaie dan Al-Farra‘ meriwayatkan ilmu tersebut.
Muhammad ibn Al-Hasan wafat pada belasan tahun setelah seratus Hijriyah. Di antara karya-karyanya ialah Kitabul Waqf, Al-Ibtida’ dalam edisi besar dan kecil, dan Kitabul Hamaz sebagaimana yang dicatat oleh An-Najasyi di dalam Asma’ Mushannifis Syi’ah dan oleh selainnya.
Di sini perlu juga dibubuhkan nama Zaid, sang syahid. Ia mempunyai qiroah datuknya, Amiril Mukminin Ali bin Abu Thalib a.s., sebagaimana telah dinukil oleh Umar ibn Musa Ar-Rojhi. Di pembukaan kitab Qiroatu Zaid, Umar mengatakan: ”Aku telah mendengar qiroah ini dari Zaid ibn Ali ibn Al-Husein ibn Ali ibn Abi Thalib a.s. Sungguh aku tidak pernah menemukan orang yang paling mengerti tentang Alquran, ayat-ayat nasikh dan mansukh-nya, struktur dan tata bahasanya, selain Zaid ibn Ali.” Zaid mati syahid pada tahun 122 H. di masa khalifah Bani Umayyah, Hisyam ibn Abdul Malik. Di saat wafat, ia berusia 42 tahun, lantaran ia lahir pada 82 H.
Semua nama-nama yang telah saya bawakan di atas tadi benar-benar telah memulai lebih dahulu dalam penyusunan dan perumusan ilmu Qiroah (pembacaan AlQuran) daripada Abu Ubaid Al-Qosim ibn Salam. Dengan ini, dapat dibuktikan kepeloporan kaum Syi’ah dalam menggagas ilmu Qiroah.
Sebelumnya Kepeloporan Syiah dalam Ilmu-ilmu Alquran: Pengarang Pertama Kitab Tafsir (1)
Bersambung
Ayatullah Sayyid Hassan Ash-Sadr, Peradaban Syiah dan Ilmu Keislaman.