Akhlak
Resensi Buku ‘Membongkar Kebohongan Tipu Daya Fatwa-Fatwa Kaum Wahabi-Salafi (Palsu)’
Judul Buku : Membongkar Kebohongan Tipu Daya Fatwa-Fatwa Kaum Wahabi–Salafi (Palsu)
Penulis : Ahmad Samanhudi
Penerbit : Forum Silaturrahim Warga Nahdliyiin (FOSWAN)
Cetakan : Ketiga, April 2011
Bermula dari keprihatinan dan kegelisahan atas kemunculan kelompok takfiri yang gemar memproduksi tuduhan keji, sok paling benar sendiri dan tak segan menganggap pihak lain(terutama mayoritas umat islam Ahlussunnah wal Jamaah) kafir dan sesat, Zainul Akifin A. Abas dan para sahabatnya membentuk sebuah kelompok diskusi untuk membahas masalah tersebut.
Diskusi ringan dimulai pada 9 Februari 2011 di sebuah gubuk sederhana, menghasilkan kesepakatan untuk membentuk sebuah forum dengan jaringan keanggotaan yang lebih luas di kalangan warga NU. Sebulan kemudian, tepatnya 13 Maret 2011 terbentuklah Forum Silaturrahim Warga Nahdliyiin (FOSWAN) dengan Zainul Akifin A. Abas sebagai Ketua Umum terpilih.
Sejak itulah FOSWAN mulai aktif menggelar ceramah dan diskusi ilmiah tentang radikalisme dan terorisme Wahabi-Salafi yang dalam penilaian mereka layak diwaspadai terkait kebiasaannya yang suka membid’ah-kafir-sesatkan siapapun selain kelompoknya sendiri.
Tak disangka antusiasme masyarakat terhadap terbentuknya FOSWAN relatif tinggi. Terlihat dari tiap ceramah dan diskusi ilmiahnya yang dihadiri tak kurang dari 1500 pengurus DKM, mushalla, majelis taklim, para ulama, ustadz/ustadzah se wilayah Bekasi, Jawa Barat. Dari situ lah masyarakat berharap agar FOSWAN membukukan transkrip ceramah dan hasil diskusi mereka tentang bahaya Wahabi-Salafi selama ini. Gayung bersambut. Atas bantuan seorang donatur, harapan itu pun segera direspon FOSWAN dengan menerbitkan buku berjudul “Membongkar Kebohongan, Kejahatan, Tipu Daya dan Fitnah Keji Kaum Wahabi dan Salafi (Palsu).”
Hingga April 2011, buku karya Ahmad Samanhudi itu telah masuk cetakan ketiga.
Buku ini berisi keprihatinan mendalam dan keresahan masyarakat Islam atas munculnya “orang-orang usil” dari kalangan Wahabi-Salafi yang kerap menyoal amaliah dan tradisi keagamaan kaum Aswaja. Tabiat nyeleneh itu dinilai FOSWAN dapat menjadi pemicu kekerasan dan kemarahan mayoritas umat Islam hanya gara-gara perbedaan furu’iyyah yang terlalu dibesar-besarkan.
Selain mengupas beragam penyimpangan fatwa dan dalil kaum Wahabi-Salafi, salah satu tujuan terpenting penerbitan buku ini adalah agar masyarakat Muslim, terutama Ahlusunnah wal Jamaah tidak merasa bimbang dan ragu dalam amaliah ibadahnya serta tak lagi mudah terpengaruh paham/sekte takfiri yang gemar menghakimi kelompok lain dengan label sesat, bid’ah, musyrik dan kafir itu.
Meski hingga saat ini sekte Wahabi-Salafi itu belum difatwakan sesat oleh lembaga sekelas MUI, namun bukan berarti ajaran mereka lurus dan benar. Sebab apa yang hakikatnya lurus dan benar seyogyanya tak akan menimbulkan masalah dalam prakteknya pada kehidupan sosial, sebagaimana tertera dalam pembahasan sumber-sumber masalah sosial akibat fatwa dan tuduhan Wahabi-Salafi dalam buku ini.
Hal menarik tentang sejarah kemunculan Wahabi-Salafi dalam buku ini terkait para pendiri dan para ulama rujukan mereka yang dinilai sebagai trouble maker pada jamannya. Merekalah yang banyak sekali melontarkan tuduhan tak mendasar, hadis dha’if, dan dalil-dalil serampangan yang dengan mudahnya dibantah dengan argumen dan dalil kuat yang dikemukakan penulis.
Secara umum, buku ini layak dijadikan panduan oleh kalangan manapun di antara kaum Muslimin, bahkan seluruh masyarakat Indonesia. Karena selain mengungkap dan memaparkan berbagai bahaya gerakan Wahabi-Salafi, buku ini juga dilengkapi panduan praktis melawan propaganda kaum takfiri yang suka menyalahkan pihak lain karena selalu menganggap dirinya paling benar itu.
Diharapkan dengan membaca buku ini minimal kita dapat menambah wawasan tentang adanya kelompok Wahabi-Salafi sebagai pemecah-belah dan perusak ukhuwah umat Islam. Lebih jauh dari itu, agar dengan pengetahuan yang kita dapat dari buku ini kita mampu membentengi diri dari pengaruh buruk kelompok Salafi Palsu, pembid’ah, pensesat, dan pengkafir yang gampang menghalalkan darah selainnya itu. Selamat membaca! (Malik/Yudhi)