Meniru Akhlak Nabi Adalah Cara Bersyukur Sebagai Umat Muhammad

Selayaknya kita bersyukur karena menjadi umat nabi Muhammad Saw. Inilah nikmat terbesar yang Allah berikan, kata Ustad Husain Alkaff dalam acara peringatan Maulid Nabi di dukuh Ngrandusari desa Guyangan Bangsri Jepara, Jumat malam (23/11).

“Nabi Muhammad adalah nabi kasih sayang, nabi rohmat. Kita harus bersyukur karena menjadi umat dari nabi mulia ini,” kata Habib dari Bandung ini.

Menurutnya, dari nabi Adam hingga nabi Isa berharap menjadi umat nabi Muhammad karena kemulian dan keagungannya.

“Namun kita tanpa diminta pun menjadi umat nabi terakhir ini. Maka tidak ada alasan kita tidak bersyukur dengan karunia besar ini,” papar habib di halaman masjid Rosulul ‘Adhom itu.

Namun seperti apa cara bersyukur kita atas karunia besar ini? Tanya ustad kepada hadirin.

“Makanan menjadi nikmat bukan dengan dimiliki kemudian cukup dilihat saja. Tapi makanan atau pun buah terasa nikmat jika kita makan dan nikmati,” lanjutnya.

Dengan meneladani Rasulullahlah, sesungguhnya kita sedang menikmati indahnya pemberian Allah atas diutusnya nabi Muhammad Saw. Lanjutnya.

“Dengan berahlak baik, tidak mudah mencacai dan memberikan stigma buruk kepada mereka yang berbeda adalah cara terbaik bersyukur sebagai umat,” tandasnya.

Ustad juga melanjutkan, bahwa sekarang banyak yang mudah mencela hanya karena berbeda, bahkan mencaci dengan kata-kata kafir. Padahal jika merujuk ahlak nabi, Nabi tidak pernah mencaci maki apalagi mengatai mereka yang bukan muslim akan masuk neraka.

“Kepada orang Yahudi saja, yang setiap hari mencaci beliau, Nabi malah mendoakan, menjenguknya saat sakit dan memberinya hadiah,” katanya.

Meskipun berat meniru ahlak sang Nabi, namun kita harus berusaha meniru semampu kita. Bukan hanya sesama manusia, bahkan dengan hewan dan tumbuhan pun nabi selalu menebar rahmat dan berlaku baik.

“Menjaga dan menikmati nikmat terbesar dari Allah ini dengan berupaya mempraktekan dan mengikuti akhlak Rasulullah SAW.” pungkasnya. (Muh)