Berita
Menyiapkkan Tahap Pemulihan, ABI Peduli Sulteng Mengorganisir Pengungsi
Palu – Menurut rencana stretegis yang dibuat oleh para relawan di Posko ABI Sulteng, masa tanggap darurat masih akan berlangsung paling lama sepekan lagi. Diperkirakan pada awal November 2018, kegiatan penyaluran logistik bukan lagi menjadi fokus utama.
Meski sentra ekonomi dan kegiatan usaha masyarakat masih merangkak pelan, namun berangsur toko-toko dan lembaga pemerintahan buka mendekati normal. Sekolah-sekolah juga mulai buka pada tanggal 15 Oktober lalu. Ini berarti aktivitas korban sudah bisa menjalankan profesinya sebagaimana biasa. Meski demikian proses pemulihan masih sangat diperlukan terutama trauma bencana.
Sampai saat ini masih sebagian besar warga yang tidak mengungsi keluar dari kediamannya memilih untuk tetap tidur di luar rumah menggunakan tenda. Begitu juga, warga terutama anak-anak masih cukup kuatir jika ada ledakan, suara keras, atau goncangan walau hanya kecil.
Posko ABI Peduli Sulteng menyiapkan rencana pemulihan berdasarkan indentifikasi persoalan antar lain, pembangunan pemukiman, pendidikan anak, dan pertanian rakyat. Rencana ini sudah memasuki tahap awal yang diharapkan dapat dikawal hingga warga mencapai kemandirian untuk menjalankannya.
Pemukiman kembali untuk warga binaan yang kehilangan tempat tinggal akan mengambil kasus Lombok sebagai bench mark. Jika ada kesanggupan ABI Sulteng untuk mengawal dan mengendalikan program ini maka kegiatan ini akan diteruskan dengan membuat rumah contoh pada bekas reruntuhan sebanyak 1-2 buah rumah.
Program ini dilaksanakan di Kelurahan Talise, tepat di belakang kawasan STQ Palu. Terdapat kurang lebih 120 KK korban dimana 40 KK di antaranya adalah kehilangan tempat tinggal. Di kawasan ini didirikan posko pembantu, dengan fokus pengorganisasian pengungsi untuk memperoleh hak-hak dan pelayanan serta perlindungan negara, yakni Pemprov Sulteng dan Pemkot Palu. Program lain yang dilakukan adalah pendidikan anak dalam bentuk sekolah sore.
Posko ABI Peduli Sulteng juga mendirikan Kampung Literasi Sigi. Kegiatan ini dilakukan di Dusun Dua Desa Walatana Kec. Dolo Selatan Kab. Sigi. Terdapat 120 peserta sekolah darurat yang ikut dalam trauma healing awal, 18-10-2018, sesaat sebelum distribusi logistik dan buku pelajaran di desa itu.
Kampung Literasi Sigi akan diorientasikan sebagai penggerak tradisi baru yakni baca tulis buat warga terutama anak usia sekolah dan para mahasiswa. Koordinator pelaksana kegiatan ini telah melakukan bimbingan ringkas kepada para relawan lokal sebagai pendamping program.
Para pendamping lokal itu terdiri atas mahasiswa yang berasal dari dusun itu. Pada tahap ini masih dilakukan penyiapan sumber daya pelatih dan pembangunan jaringan ke pihak-pihak luar dalam gerakan literasi.
Selain itu, di kawasan Tawaeli yang terdampak tsunami, akan dikembangkan desa organik. Penduduk sekitar yang bekerja sebagai petani akan diarahkan untuk menekuni pertanian organik yang dalam jangka panjang akan mendorong tumbuhnya ekonomi keluarga dan desa.
Ketiga tempat binaan ABI Peduli Sulteng ini di arahkan untuk menjadi desa sadar bencana. Pelatihan kebencanaan akan dilakukan bekerjasama dengan pihak terkait. Tentu saja setelah semuanya memasuki masa pemulihan dan rekonstruksi. (Abu Mufadhal)
Baca juga: Malam Penggalangan Dana Oleh DPW ABI Jabar Dan Komunitas Peduli Kemanusiaan