Berita
Imam Ali dan Syiahnya dalam Pandangan Ibnu Taimiyah
Di dalam buku Panduan MUI halaman 30 menyatakan: “Telah dijelaskan bahwa Syiah Ali generasi awal adalah kaum muslimin yang lurus, bersih dan selamat karena berpegang kepada Alquran dan sunnah, dan tidak merendahkan keutamaan para sahabat Rasulullah saw. Mereka juga tidak menuding para sahabat kafir.
Tanggapan:
Benar adanya, bahwa Syiah Ali generasi awal adalah kaum muslimin yang lurus. Pendapat ini berlaku umum yang diyakini oleh kaum Muslimin sepanjang zaman. Namun tidak demikian halnya dengan Ibnu Taimiyah, ia justru berpendapat sebaliknya terkait dengan keimanan Ali dan Syiah Ali pada masa itu.
Ibnu Taimiyah dalam kitab Minhâj Al-Sunnah Al-Nabawiyah menyatakan, ”Kondisi politik lebih tertata pada masa kepemimpinan Muawiyah daripada masa Ali, karena itu, wajib menganggap para pejabat Muawiyah lebih baik daripada para pejabat Ali.” (1)
Ibnu Taimiyah juga menyatakan,”Para pejabat Muawiyah adalah pendukung (Syiah) Utsman. Di antara mereka adalah para Nashibi yang membenci Ali. Pendukung Utsman dan para Nashibi lebih utama daripada pendukung Ali.” (2)
Kemudian Ibnu Taimiyah melanjutkan, “Bagaimana bisa Imam dan pejabat yang sempurna dalam pandangan mereka (Syiah) lebih banyak kekacauan dan sedikit keteraturan dari imam dan pejabat tidak sempurna, bahkan kafir dan fasiq dalam pandangan mereka? Sahabat-sahabat Ali tidak mempunyai ilmu pengetahuan, agama, keberanian dan kedermawanan. Mereka tidak layak dalam menangani urusan dunia atau pun akhirat.” (3)
Dengan demikian Ibnu Taimiyah dengan sangat meyakinkan telah meyakini bahwa orang-orang yang membenci Ali bin Abi Thalib itu, kedudukan mereka lebih utama daripada Pengikut Ali dan orang-orang yang mencintai Ali. Kaum Nashibi (pembenci Ali) lebih berilmu, agamis, berani, dan dermawan daripada sahabat Ali (Syiah-pen).
Bahkan menurut Ibnu Taimiyah para pencinta Ali bin Abi Thalib sama sekali tidak memiliki keistimewaan dibandingkan para pengikut Muawiyah. Dimana para pejabat Muawiyah dia anggap sebagai orang-orang yang luar biasa.
Pertanyaannya adalah Mengapa Ibnu Taimiyah berpendapat demikian? Jawabannya cukup jelas, karena para pejabat Muawiyah, mereka adalah orang-orang yang sangat membenci Ali dan keluarganya.
Lalu apa ucapan Muawiyah terhadap keluarga Rasul yang lain semisal Al-Husain? Inilah sikap resmi Muawiyah bin Abi Sufyan yang didokumentasikan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitab Minhâj Al-Sunnah:
Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa Umar bin Sa’ad adalah panglima pasukan Sariyah (peperangan kecil) yang telah membunuh Al-Husain dengan kezalimannya dan memprioritaskan dunia daripada agama, akan tetapi Umar bin Sa’ad tidak dianggap bermaksiat dibandingkan perbuatan Mukhtar bin Abi Ubaid (Syiah) yang menampakkan dukungannya kepada Al-Husein dan membunuh orang-orang yang telah membunuh Al-Husein. Bahkan Mukhtar seorang pendusta dan lebih berdosa daripada Umar bin Sa’ad. Inilah keburukan Syiah dibandingkan Nashibi (pembenci Ali).” (4)
Inilah penghargaan Ibnu Taimiyah kepada pembunuh keluarga Nabi Saw. Pernyataannya tersebut, juga sekaligus jawaban atas tuduhan yang selama ini dilontarkan kepada pencinta Al-Husein, yaitu ”bahwa para Syiah Kufah-lah yang telah membunuh Al-Husein”. Namun pada kenyataannya, pembunuh beliau adalah Nashibi (pembenci keluarga Nabi Saw) yang dalam pandangan Ibnu Taimiyah lebih mulia daripada pencinta keluarga Nabi Saw.
(Dikutip dari Buku “Syiah Menurut Syiah” Tim Penulis Ahlulbait Indonesia)
Catatan kaki
- Ibnu Taimiyah, Minhâj Al-Sunnah Al-Nabawiyyah, juz 5, h. 466, cet. 1, Jami’ah Al-Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia, 1986 M, 1406 H.
- Ibid.
- Ibid., h. 467.
- Ibid., juz 2, h. 70.