Berita
Ustad Miqdad Turkan: Meski Tahun Baru, Di Muharram Selayaknya Bersedih
Meskipun kaum Muslimin ketika memasuki bulan Muharram menganggap sebagai tahun baru Hijriyah, namun dalam catatan sejarah bulan Muharram tetap merupakan bulan kesedihan keluarga Rasulullah Saw, kata ustadz Miqdad Turkan dalam ceramah Muharram malam kedua di Pesantren Taqrib Jepara, Selasa, (11/09/18) lalu.
“Meski tahun baru, akan tetapi kita sebagai umat Muhammad selayaknya bersedih akan kesyahidan Imam Husain as di bulan Muharram,” katanya di hadapan sekitar 70 hadirin.
Pengasuh Pesantren Darut Taqrib itu juga membahas hadits dari Imam Ali Ridho as. yang mengatakan bahwa seandainya terjadi hari-hari gembira seperti hari raya, dan dalam waktu yang sama salah satu keluarga kita meninggal dunia, maka kita harus memprioritaskan kesedihan dan kedukaan kelurga kita.
“Atas dasar ini, kita dapat mengetahui pentingnya memperingati peristiwa Karbala. Karena jika Rasulullah saja bersedih, maka bagaimana mungkin kita sebagai umatnya merasa bahagia saat beliau Saw bersedih,” tambahnya.
Karena kesedihan kita, lanjutnya, merupakan pembuktian kecintaan kita terhadap Rasulullah saw dan keluarganya. Sesuai perintah Al-Qur’an untuk mencintai Rasulullah dan keluarganya. Rasulullah saw.
“Allah berfirman dalam Al Quran Surat asy-Syura : 23, bahwa Rasulullah tidak meminta upah apa pun atas seruan dakwah yang dilakukan, kecuali perintah agar mencintai al-Qurba, yakni Ahlulbait Nabi,” katanya.
Selain itu, ustadz Miqdad juga mengatakan bahwa Imam Husain as adalah cahaya petunjuk dan bahtera penyelamat, maka selayaknya menampakkan kesedihan atas musibah yang menimpa imam Husain dan keluarganya di Karbala. (AliRidho)