Berita
Banjir Kiriman Tunda Program Membersihkan Rumah Warga
GAGAL sudah rencana Pak Tehot (60), warga kampung Rawa Sepat, Cililitan Kecil, Jakarta Timur untuk membersihkan rumahnya setelah banjir surut, Sabtu (25/1) kemarin. Saat Maghrib, banjir yang merendam rumahnya sebenarnya sudah surut, tetapi jam 5 pagi, banjir kiriman dari Bogor membuat air naik 1 meter. Hanya berselang 3 jam kemudian, naik menjadi 1,5 meter.
Tedi (45) salah seorang relawan dari Pamulang yang rencananya ingin membantu warga membersihkan sisa banjir pun akhirnya hanya membantu melayani korban banjir di Posko Banjir Ormas Islam Ahlulbait Indonesia. “Ya, kami menunggu koordinasi dari Pak Hisam. Kalau banjir kering, kita siap bersih-bersih bersama warga,” ujar Tedi yang mengatakan rombongan relawan Persatuan Pemuda Ahlulbait Indonesia Bandung juga siap membantu warga membersihkan rumah mereka paska banjir.
Panitia Posko Banjir Ormas Islam Ahlulbait Indonesia sebenarnya memang sudah merencanakan melakukan aksi pembersihan sisa banjir pada hari Sabtu (25/1) dan Minggu (26/1). Tetapi banjir kiriman ini menunda rencana tersebut. “Rencananya hari ini sesuai rapat, pelaksanaan pembersihan rumah. Tapi karena airnya naik lagi, ya dipending,” terang Ustad Fatah, salah satu Panitia Posko Banjir Ahlulbait.
Ustad Fatah menjelaskan bahwa kegiatan Posko Banjir Ahlulbait yang sudah keempat kalinya ini memang selalu mengfokuskan pada dapur umum, karena itulah yang paling dibutuhkan korban banjir. Selain dapur umum Posko Ahlulbait juga menyediakan pengobatan, logistik seperti pakaian, mukena, sajadah, tikar, selimut, susu, makanan bayi dan juga program pembersihan rumah warga paska banjir.
Ustad Fatah menjelaskan, jika banjir benar-benar surut, Panitia Posko Banjir Ahlulbait Indonesia siap membantu warga membersihkan rumah mereka. Selain Posko Banjir Ahlulbait Indonesia, relawan dari Hubbul Islah, Permabi, Hiperpala, Bandung Muda Ahlulbait dan Pesantren Khatamun Nabiyyin juga siap membantu warga. (Muhammad)