Kisah Para Nabi
Kisah Nabi Syits a.s.
”Ketika Syits dilahirkan, Nabi Adam sudah berusia 930 tahun, Nabi Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anak yg lain” –Ibnu Abbas (dari Rasulullah SAW)
Syits adalah pelaksana wasiat Adam setelah beliau kehilangan putra kesayangannya Habil. Dia dilahirkan lima tahun setelah Habil dibunuh oleh Qabil, yaitu 235 tahun setelah Adam diturunkan dari langit ke bumi. Menurut sebuah riwayat (mutawatir) bahwa dia adalah keturunan Adam, sedangkan Yafith adalah saudara seimannya.
Allah Yang Mahakuasa mengirim sesosok bidadari yang cantik rupawan untuk Syits dan hari berikutnya sesosok bidadari lain untuk Yafith. Ketika kedua bidadari itu dinikahi oleh Syits dan Yafith, seorang putra dari yang pertama dan seorang putri dari yang kedua pun dilahirkan. Dua orang kemenakan (keponakan) ini yaitu putra Syits dan putri Yafith kemudian dinikahkan dan dengan begitu generasi pelanjut keturunan Adam mulai berlipat ganda.
Baca juga: Kisah-Kisah Hikmah Nabi Adam AS
Menurut kitab Nasikh al-Tawarikh, bahwa perkawinan antara saudari dan saudara (kandung) sepenuhnya ditolak mentah-mentah (oleh syariat).
Syits pun memilih bertempat tinggal di Mekkah tempat dia bisa secara terus menerus melakukan ritual haji kecil (umrah) dan haji besar di sana. Dia membangun kembali Ka’bah dengan lumpur kental dan tumpukan bat-batu. Ketika jatuh sakit dan menjelang ajalnya, Syits pun menetapkan putranya, Anush, sebagai pelaksana wasiatnya, Syits meninggal dalam usia 912 tahun dan dikuburkan di samping makam orang tuanya di dalam Gua Gunung Abu Qubais.
Pengajaran Tentang Ketuhanan
Allah menunjuk Syits sebagai nabi dan menurunkan atasnya lima puluh sahifah (lembaran) yang di dalamnya terdapat dalil-dalil Allah, fardu-fardu, hukum-hukum, sunah-sunah, syariat-syariat dan batasan-batasan hukum-Nya. Syits pun menetap di Mekkah membacakan kandungan suhuf itu pada Bani Adam dan mengajarkannya.
Baca juga: Kisah-Kisah Hikmah Nabi Khidir A.S.
16 Nasihat Nabi Syits
Di antara ucapan Syits bin Adam as adalah, Hendaknya seorang mukmin memiliki enam belas kualitas (keunggulan diri),
- Mengenal Allah, para malaikat-Nya dan menaatiNya.
- Mengenali kebaikan dan keburukan. Adapun kebaikan, hendaklah diraih (dicita-citakan), sedangkan keburukan, hendaklah menjauh darinya.
- Mendengarkan dan menaati perintah penguasa (raja) penyayang yang Allah telah mengangkatnya sebagai khalifah di bumi dan menguasakannya untuk memerintah negeri dan hamba-hamba-Nya.
- Berbuat baik kepada kedua orang tua.
- Melaksanakan yang makruf berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
- Memerhatikan nasib kaum papa.
- Intoleransi terhadap orang asing (musuh agama).
- Berani dalam rnenaati Allah.
- Menjaga diri dari melakukan kejahatan.
- Bersabar karena mempertahankan iman dan keyakinan.
- Jujur dalam bertutur kata.
- Berlaku adil.
- Bersikap warak dalam urusan duniawi.
- Berkorban dan mendekatkan diri sebagai bukti ucapan terima kasih kepada Allah yang Mahatinggi atas segala pemberian-Nya dari kenikmatan kepada ciptaan-Nya.
- Berlaku lemah lembut (al-hilm) dan memuji Allah yang Mahatinggi atas segala musibah (cobaan) dunia tanpa harus mempertunjukkan ketidaksabaran diri.
- Memiliki rasa malu dan sedikit berdebat (berbicara yang menimbulkan emosi).
(Sumber – Buku: Akhlak Para Nabi; dari Nabi Adam Hingga Muhammad Saw / Taaj Langroodi)