Akhlak
Akhlak Para Nabi as
”Ada empat di antara akhlak para nabi: kebajikan, kedermawanan, bersabar atas musibah dan memberikan hak orang mukmin. “ Imam Ja’far Shadiq
Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesungguhnya Allah telah mengkhususkan para nabi dengan kemuliaan akhlak, maka barangsiapa yang berada di dalamnya, hendaklah dia memuji Allah atas hal itu dan barangsiapa yang belum bisa berada di dalamnya, hendaklah dia merendahkan diri kepada Allah dan meminta kepada-Nya akan hal itu.’ Ditanyakan kepadanya (Imam Ja’far Shadiq as), ‘Apakah itu?’
Imam as berkata, ’Yaitu warak, kanaah, sabar, senantiasa bersyukur atas nikmat Alllah Swt, kelembutan hati (perangai), adanya rasa malu, kedermawanan (murah hati), keberanian, pencemburu, kejujuran bertutur kata, kebajikan, menyampaikan amanat, keyakinan yang mendalam, kebaikan akhlak dan memiliki harga diri yang agung!”
Imam Ja’far Shadiq as berkata, ”Ada empat di antara akhlak para nabi: kebajikan, kedermawanan, bersabar atas musibah dan memberikan hak orang mukmin.”
Imam Ali Ridha as berkata, ”Di dalam ayam jago putih terdapat lima perangai dari perangai para nabi, Yaitu pengetahuan ayam jago putih tentang waktu-waktu salat, rasa cemburu, dermawan, keberanian dan banyaknya dia berjalan melanglang buana.”
Dari Abu Abdillah Imam Shadiq as, dia berkata, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidaklah mengutus seorang nabi melainkan dia akan jujur dalam bertutur kata, menunaikan amanat kepada yang saleh dan jahat.”
Dari Jabir bin Abdillah Anshari, dari Nabi saw yang bersabda, ”Di antara akhlak para nabi dan orang-orang yang benar (shiddiqin) itu adalah: melambaikan tangan apabila mereka berpisah dan berjabat tangan apabila mereka bersua.”
Nabi saw bersabda, “Kami para nabi, adalah para penyampai amanat dan orang-orang yang bertakwa berlepas diri dari membebani orang lain.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, ”Memaafkan di kala mampu (membalas atas kejahatannya) termasuk di antara sunah para rasul dan orang-orang yang bertakwa.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, ”Bujukan (rayuan gombal) bukanlah dari perangai (akhlak) para nabi.”
Dari Ali bin Abi Thalib as yang berkata, ”Bangun malam (melakukan salat dan ritual ibadah yang lainnya) akan menyehatkan badan, mendapatkan keridaan Tuhan Azza Wa Jalla, pelapang jalan bagi datangnya rahmat dan sebagai bukti berpegang teguhnya dia kepada akhlak para nabi.”
Baca juga: Kisah-Kisah Hikmah Nabi Khidir A.S.
Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya para nabi tidaklah mewarisi emas dan perak (dinar dan dirham) tapi mereka telah mewariskan ilmu pengetahuan.”
Suatu hari Imam Ali Ridha as berkata kepada para sahabatnya, ”Hendaklah kalian bersenjatakan senjatanya para nabi.” Ditanyakan kepadanya, ‘Dan apakah senjata para nabi itu?’ Beliau berkata, ‘Doa.’”
Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya kami para nabi diperintahkan agar kami berbicara kepada manusia berdasarkan kadar kemampuan nalar (akal) mereka.”
Dari Imam Muhammad Baqir as berkata, “Sesungguhnya para nabi tidaklah pernah berbuat salah (walau secuil pun), karena mereka dipelihara (dijaga) dan disucikan (dari segala noda dan dosa), yang menyebabkan mereka tidak pernah melakukan kesalahan, pembangkangan dan tidak pula melakukan suatu dosa apa pun kecil maupun besar.”
Dari Imam Abul Hasan, Musa bin Ja’far Shadiq as, dia berkata, ”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi dan tidak pula seorang wasi (pengemban wasiat para nabi Allah) kecuali dia adalah seorang yang dermawan.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, ”Para nabi tidur di atas lipatan tangannya, menghadap Kiblat, sedangkan mata mereka tidaklah benar-benar tidur pulas disebabkan wahyu Allah Azza wa Jalla.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, ”Para nabi biasa makan malam setelah salat malam (Isya). Karena itu, janganlah tinggalkan makan malam, karena meninggalkannya akan merusak badan kalian.”
Dari Imam Ali Ridha as berkata, ”Di antara akhlak para nabi adalah selalu bersuci (berwudu).”
Dari Abu Abdillah al-Shadiq as, dia berkata, ”Bersiwak (menyikat gigi) termasuk di antara sunah-sunah para rasul,”
Imam Ali Ridha bin Musa as berkata, “Memakai wewangian termasuk di antara akhlak para nabi as.”
(Sumber – Buku: Akhlak Para Nabi; dari Nabi Adam Hingga Muhammad Saw / Taaj Langroodi)