Berita
Membincang Masa Depan Keamanan Dunia dalam Peringatan Milad Imam Mahdi Afs.
“…hendaklah setiap orang meperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.” Q.S Al-Hasyir : 18)
Setiap kita dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang akan terjadi di masa depan, akan seperti apa kita? Dan bagaimana kelak masa depan dunia yang kita tempati saat ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut diutarakan Direktur Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta, Syeh Dr. Abdul Madjid Hakim Ilahi (Syeh Hakim) saat mengawali pemaparannya dalam seminar membahas masa depan keamanan dunia dalam perspektif agama-agama untuk mewujudkan keadilan global, Sabtu (5/5/2018). Lebih lanjut Syeh Hakim mengatakan bahwa manusia selalu menghawatirkan dan merisaukan apa yang akan terjadi tentang masa depannya. Oleh karena itu orang pergi sekolah biar nantinya tidak bodoh; orang mengumpulkan uang agar suatu saat nanti dia tidak membutuhkan atau mengulurkan tangannya untuk meminta-minta.
Berkenaan dengan masalah keamanan global, Syeh Hakim menyampaikan analisanya terkait apa yang terjadi di dunia sekarang. Saat ini, ungkapnya, ada satu negara yang memiliki kekuatan militer yang bisa meluluhlantakkan tujuh kali lebih besar dari dunia sekarang ini; ada negara yang memiliki senjata kimia yang dengannya dia dapat menghancurkan 15 kali lipat jumlah manusia. “Dan perniagaan atau perdagangan yang paling banyak memberikan keuntungan kepada sebuah negara itu adalah perdagangan senjata,” paparnya.
Baca juga: Amnesti Kecam Penjualan Senjata ke Koalisi Arab Saudi dalam Perang Yaman
Tentu kita tahu bahwa ketika senjata diperjualbelikan bukan untuk ditaruh di gudang tanpa dimanfaatkan, dan ketika digunakan tentunya akan terjadi perang. Mereka senantiasa mencari dalih atau alasan untuk menciptakan perang di mana-mana, mengadudomba satu sama lainnya, agar produksi dan penjualan senjata terus berjalan dan memberikan keuntungan.
Syeh Hakim juga menyoroti persoalan lain yang akan mengancam umat manusia yaitu persoalan gas, persoalan air, yang menurutnya juga akan memicu peperangan dan persoalan wabah penyakit yang merajalela. Sebuah kondisi yang bisa membuat orang risau dan khawatir akan masa depannya. Padahal, persoalan-persoalan itu baru sebagian dari persoalan yang akan dihadapi umat manusia.
Di sisi lain, ada catatan dalam kitab agama-agama samawi memberikan semacam berita gembira yang akan dihadapi oleh manusia yaitu sebuah kemenangan, keadilan, setelah bumi dipenuhi kezaliman. Seluruh agama-agama, kata Syeh Hakim, memberikan prediksi bahwa masa depan manusia adalah masa depan yang cerah dan kemenangan yang hak atas yang batil. Semua agama memiliki sisi kesamaan yang umum tentang datangnya seorang yang akan menebarkan keadilan. “Perbedaannya terletak pada siapa orang yang akan menebarkan keadilan itu. Kaum Muslimin meyakini yang akan datang adalah keturunan Rasulullah saw yaitu Imam Mahdi Afs,” ungkapnya.
Seminar yang berlangsung di aula ICC Jakarta itu diselenggarakan oleh DPW ABI DKI Jakarta bekerjasama dengan ICC Jakarta, Pusat Kajian Peradaban Baru Islam, Komunitas Keberagaman (Peace Leader Indonesia) dalam rangka memperingati hari lahir (Milad) Imam Mahdi Afs.
Baca juga: Biografi Singkat Imam Mahdi Afs.
Cendikiawan muda NU, Dr. Zuhairi Misrawi pembicara lain dalam seminar itu mengungkapkan, salah satu keistimewaan memperingati Milad Imam Mahdi adalah memberikan harapan dan optimisme di dalam mengarungi kehidupan yang akan membawa kita pada suatu masa di mana kita akan menjadi pemenang. Zuhairi menyontohkan, keyakinan pada Imam Mahdi dampaknya sangat luar biasa dan bisa dilihat dalam konteks negara Iran sekarang. “Bagaimana dia membangun suau keyakinan, suatu ideologi dunia yang sangat luar biasa di Timur Tengah. Bahkan dia bisa berhadap-hadapan dengan Amerika, Inggris. Kita saja nggak berani. Dulu ada Bung Karno, Inggris kita linggis. ‘Inggris kita linggis’ itu sama dengan khutbah Jumat di Iran, menunjukkan bagaimana beraninya mereka melawan penjajah, melawan imperialisme. Keyakinan-keyakinan seperti ini menjadi sangat penting supaya kita tidak terus diganggu.” Papar Zuhairi.
Mengutip pernyataan Grand Syeh Al Azhar Mesir ketika ditanya, apa sebenarnya grand design Amerika di Timur Tengah? “Sederhana kok, JUALAN SENJATA!”. Kata Zuhairi. “Semua yang terjadi cuma ingin julan senjata,” imbuh Zuhairi mempertegas pemaparan Syeh Hakim.
“Arab saudi terakhir ini membeli senjata 300 Triliun dan senjata itu digunakan untuk membunuh umat Islam yang lain di Yaman, ini menurut saya sangat bodoh, dan sekarang mendesain kerjasama dengan Israel untuk melawan Iran.”
“Dalam peringatan Milad Imam Mahdi ini mari kita terus melakukan penyadaran agar tidak mudah dikorbankan oleh nafsu kekuasaan, oleh nafsu pertarungan ekonomi global yang sangat timpang.” Pungkas Zuhairi.
Acara seminar dibagi ke dalam dua sesi. Di sela acara sesi pertama, panitia seminar mengadakan penggalangan donasi bantuan untuk Palestina.
Baca juga: Donasi Kepedulian untuk Palestina
Seminar ini juga diisi oleh beberapa narasumber lain di antaranya, Muhammad Abdullah Darras, MA (Maarif Institute), Dr. Muhsin Labib (Anggota Dewan Syura ABI), Romo Blasius Sumaryo SCY (Kristen), Yan Mitha Djaksana, S.Kom (TI), M.Kom (Hindu), dan Nico Fajar Setiawan (Budha). (M/Z)