Berita
Iran: AS akan Menyesal jika Tarik Diri dari Kesepakatan Nuklir
Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan Presiden Donald Trump tentang konsekuensinya jika Amerika Serikat (AS) menarik diri dari kesepakatan nuklir Teheran. Menurutnya, respons Teheran akan lebih kuat dari apa yang dipikirkan Trump.
Kesepakatan yang dikenal sebagai “Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)” disepakati antara Iran dan lima negara kekuatan dunia—Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China, pada Mei 2015.
Dalam JCPOA tersebut, Teheran bersedia mengekang program nuklirnya. Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo terhadap Teheran dicabut.
Namun, sejak menang pemilu dan menjadi presiden AS tahun 2017, Trump ingin membuat Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir tersebut. Opsi lain yang diminta Trump adalah meralat poin-poin kesepakatan.
Baca juga: Kemajuan Iran Pasca Revolusi Islam
Teheran tentu saja menolak seruan Trump. Terlebih, kesepakatan itu sudah mengikat dan menjadi perjanjian kolektif, bukan hanya ditentukan satu negara scara sepihak.
“Presiden baru AS—yang memiliki klaim besar dan banyak naik-turun dalam kata-kata dan tindakannya—telah mencoba selama 15 bulan untuk mematahkan JCPOA, tetapi struktur JCPOA begitu kuat sehingga belum terguncang oleh gempa seperti itu,” kata Presiden Rouhani dalam pidato di stasiun televisi pemerintah.
“Iran tidak akan melanggar kesepakatan nuklir, tetapi jika Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan itu, mereka pasti akan menyesalinya. Tanggapan kami akan lebih kuat dari apa yang mereka bayangkan dan mereka akan melihatnya dalam waktu seminggu,” lanjut Rouhani, seperti dilansir Sindonews dikutip dari Reuters, Senin (9/3/2018).
Teheran telah mengancam akan meningkatkan program nuklirnya jika JCOPA runtuh. Tak tanggung-tanggung, peningkatan program nuklir diklaim akan jauh lebih pesat jika JCOPA benar-benar dibatalkan.
Pidato Rouhani disampaikan saat Teheran menandai Hari Teknologi Nuklir Nasional dan meluncurkan apa yang dia sebut sebagai “pencapaian nuklir terakhir”, yakni baterai nuklir dan sentrifugal untuk industri minyak. (MZ)