Berita
Saudi Bangun Kanal, Qatar Terancam Jadi ‘Sebuah Pulau’
Arab Saudi berencana membangun kanal di sepanjang perbatasan daratnya dengan Qatar. Proyek ini akan secara efektif membuat negara di semenanjung Arab itu menjadi sebuah pulau.
Surat kabar Saudi, Sabq, mengklaim bahwa para perencana masih menunggu izin resmi untuk memulai pembangunan kanal. Proyek itu dapat diselesaikan hanya dalam setahun dengan biaya USD750 juta.
Menurut desain, kanal itu akan mempunyai pajang 60 km, lebar 200 meter dan mempunyai kedalam antara 15-20 meter. Dengan begitu, kanal ini akan memotong wilayah perbatasan dengan Qatar di sebelah selatan.
Saluran maritim antara daerah Salwa dan Khawr al-Udayd di Arab Saudi akan secara efektif mengakhiri perdagangan darat dengan Qatar dan juga memungkinkan pengiriman untuk memotong jalur Qatar.
Arab Saudi meluncurkan blokade darat, laut dan udara terhadap Qatar pada Juni lalu. Aksi ini dilakukan bersama sekutu regionalnya – Uni Emirar Arab (UEA), Bahrain dan Mesir. Blokade ini secara luas dikutuk sebagai tindakan ilegal.
Proyek kanal ini tampak sebagai upaya untuk lebih memperketat blokade atas Qatar dan berusaha mengambil alih perdagangan dari negara kerajaan itu.
Kanal ini nantinya akan mampu menampung kapal tanker dan kapal kontainer dengan rencana untuk mengubah daerah tersebut menjadi pusat industri dan ekonomi yang “unik” dengan sejumlah pelabuhan yang melapisi jalur air.
Surat kabar itu juga mengatakan ada rencana untuk resor di sepanjang tepi kanal dan fasilitas untuk memungkinkan kapal pesiar berlabuh.
Anehnya, kawasan itu juga akan mencakup zona militer dengan zona pengecualian satu kilometer yang berjalan di sepanjang perbatasan dengan saingan regional Riyadh, Qatar.
“(Terusan) akan menghilangkan semua perbatasan darat, dan itu akan menjadi wilayah Saudi murni untuk panjang 1 km dari perbatasan resmi dengan Negara Qatar. Ini akan membuat wilayah terestrial yang berdekatan dengan Qatar menjadi zona militer untuk perlindungan dan pemantauan,” tulis media Arab Saudi itu seperti dikutip Al Araby, Minggu (8/4/2018).
Surat kabar itu mengklaim proyek tersebut akan menelan biaya USD750 juta dan dapat diselesaikan hanya dalam waktu 12 bulan.
Sebagian besar analis melihat pembicaraan tentang kanal sebagai proyek propaganda untuk Riyadh. Arab Saudi dan UEA telah meluncurkan kampanye media yang berkelanjutan, tetapi tidak berhasil, terhadap Qatar sejak blokade Juni dimulai.
Pengamat lain menyatakan bahwa setiap upaya untuk mendesain ulang geografi Semenanjung Arab untuk mengisolasi Qatar akan dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.
Qatar telah menolak serangkaian tuntutan yang dipimpin oleh Saudi, termasuk menutup media seperti Al Jazeera dan The New Arab yang berbasis di London. Doha telah menyerukan dialog untuk mengakhiri krisis, yang ditolak oleh Arab Saudi dan mitranya.
Analis melihat blokade sebagai upaya untuk memaksa Qatar berada di bawah pengawasan Arab Saudi-UEA dan mengakhiri kebijakan luar negerinya yang independen.
Tahun lalu, sebuah museum di UEA menuai kritikan dan cemoohan setelah menampilkan peta wilayah Teluk yang mengecualikan Qatar. (Sindonews/MZ)