Artikel
Dampak Cinta Orangtua pada Anak
Tugas dari orangtua terhadap anaknya bukan hanya memberi makan, pakaian dan menyediakan fasilitas pendidikan saja. Ada yang tidak kalah penting dari itu semua adalah mencurahkan perhatian dan hangatnya kasih sayang.
Mencintai anak juga merupakan amal yang dicintai oleh Allah swt. Seperti yang dikatakan oleh Imam Shadiq as dalam Mustadrakul Wasail (jild 15; hal 114), beliau berkata, “Musa berkata: Wahai Tuhanku! Amal apa yang paling baik di sisi-Mu? Allah berfirman: Amal yang paling baik di sisi-Ku adalah mencintai anak-anak. Karena Aku menciptakan fitrah atas tauhid pada diri mereka (yakni sifat fitri untuk tidak menyekutukan Allah) dan apabila Aku mencabut nyawa mereka maka dengan perantara rahmat-Ku, Aku akan memasukkan mereka ke dalam Surga.”
Dalam buku Huquq-e Parzandon dar Maktab-e Ahlul Bait as, hal 81 (Hak-Hak Anak dalam Mazhab Ahlul Bait as) disebutkan bahwa anak-anak menginginkan kasih sayang dan cinta dari orangtua mereka, dan seharusnya mereka tumbuh dan berkembang diiringi oleh kasih sayang dan cinta orangtuanya, karena cinta dan kasih sayang bisa membantu anak untuk membangun karakter dan kepribadiannya.
Disebutkan juga bahwa kasih sayang dan cinta orangtua pada anak mampu menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri padanya. Ketika anak menghadapi masalah, anak yang dipenuhi kasih sayang dan cinta orangtua akan berdiri tegak, kuat, dan dengan gagah berani menghadapi masalah tersebut. Namun sebaliknya, anak yang kurang atau tidak mendapatkan kasih sayang dan cinta orangtua bisa menghambat perkembangan ruh dan bahkan fisik anak. Seperti kurang percaya diri, tekanan jiwa, kurang tidur, pipis di malam hari, dan lain sebagainya.
Akan tetapi patut diperhatikan juga bahwa Islam sangat menganjurkan pada kaum Mukmin untuk tidak berlebih-lebihan, begitu juga tidak menganggap remeh dalam beramal, termasuk dalam hal berkasih-sayang dan cinta pada anak. Dalam hal ini, penulis buku Huquq-e Parzandon dar Maktab-e Ahlul Bait as, Jawad Thabasi, mengatakan bahwa sebagai orangtua harus bisa mengontrol kasih sayang dan cintanya supaya tidak masuk dalam ranjau memanjakan anak dan juga tidak terjerumus pada sikap acuh tak acuh. Sebab kasih sayang dan cinta berlebihan bisa menyebabkan anak-anak menjadi manja, dan ketika mereka sudah menjadi manja maka kemungkinan sikap-sikap negatif seperti kurang bertanggung jawab, selalu merasa benar walaupun melakukan kesalahan, terhambat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, mengambil hak-hak orang lain, dan sifat-sifat serupa akan muncul dalam diri mereka. (Sutia)