Berita
Perjalanan Cinta Dali Menuju Karbala
Selasa malam, 24 Oktober 2017 menjadi hari tersulit bagi Dali. Sudah empat hari ayahnya dirawat di ICU RSUD Usada Insani, Tangerang karena mengalami pembengkakan jantung dan paru-paru. Pada saat yang sama ia harus bergegas menyiapkan keberangkatan perjalanan ziarahnya esok hari menuju Karbala, Irak menyambut peringatan 40 hari gugurnya Imam Husain a.s. cucunda Nabi Muhammad Saw. Perjalanan spiritualnya menuju Karbala memang sudah direncanakan Dali sejak lama.
“Ayahmu sedang sakit keras Dali,” kata sebagian saudara menasihati Dali supaya mengurungkan kepergiannya. Sebagian yang lain tetap menyuruhnya berangkat. “Pergi saja ziarah baba (ayah) sudah ikhlas, yang penting doain baba biar cepat sembuh dan keluarga kita diberikan kesehatan dan keberkahan ya Dali,” pesan ayah menguatkan langkahnya.
Perjuangannya memenuhi panggilan cinta Imam Husain a.s memang tidak semulus jalan tol. “Banyak hambatan silih berganti,” kata Dali. Bahkan pemilik nama lengkap Muhammad Murdali ini sempat berencana membatalkan ziarahnya karena tak sanggup membayar visa dan pelunasan tiket. Belum lagi untuk kebutuhan makan dan penginapan selama kurang lebih 20 hari perjalanan.
Ia juga sempat ingin menggadaikan motornya yang baru lunas cicilan untuk menutupi kebutuhan. “Tapi nggak jadi karena motor itu buat bolak-balik mengurus baba di rumah sakit,” kata Dali. Sedangkan sebagai anak pertama ia juga bertanggungjawab membantu adik-adiknya yang masih sekolah. Apalagi ayahnya hanya bekerja sebagai pemungut sampah dengan penghasilan tak seberapa.
“Sampai akhirnya saya meminjam perhiasan istri, dijual untuk bayar tiket dan visa,” tutur pemuda yang sudah dua tahun mengakhiri masa lajangnya ini. Beruntung bagi Dali dikarunia seorang istri yang selalu mendukung langkah-langkahnya.
Perlahan, permasalahannya terselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Ada yang meminjamkan uang untuk keperluan keluarganya, ada pula dermawan yang membantu memenuhi kebutuhan keberangkatan ziarahnya.
Keberangkatan
Selasa Malam 24 Oktober, pukul 19:30 WIB, dengan perasaan sedih Dali pergi meninggalkan rumah sakit setelah berpamitan dengan ayah dan keluarganya. Ia segera menuju kantor DPP Ahlulbait Indonesia (ABI) di Jakarta tempatnya mengabdikan diri, untuk bergabung dengan rombongan peziarah lain dari pelbagai daerah. Rombongan backpacker ini terdiri dari 10 orang. Salah satu dari mereka adalah Eman Sulaiman, rekan Dali yang juga mengabdikan diri DPP ABI. Mereka sengaja memilih perjalanan backpacker karena minimnya dana, “meski harus tidur di mana saja dan makan seadanya, ini demi menyambut panggilan Imam Husain a.s.,” tutur Dali.
Rombongan berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta hari Rabu pukul 3 pagi. Satu jam kemudian mereka sampai di Bandara. Sembari menunggu jadwal keberangkatan pesawat dua jam kemudian, Dali bersama rombongan menggunakan waktu senggangnya untuk berdoa dan beribadah salat subuh.
Pukul 06:15 WIB, pesawat berangkat menuju Bandara Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka sampai di Kuala Lumpur pukul 9 pagi (waktu Malaysia) dengan menempuh perjalanan lebih dari dua jam. Setelah transit lebih dari 10 jam, rombongan melanjutkan perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Teheran, Iran untuk transit perjalanan selanjutnya.
Rombongan ziarah sampai di Bandara Teheran Rabu malam pukul 23:00 (waktu Iran) setelah menempuh 9 jam perjalanan. “Alhamdulillah semua berjalan lancar,” kata Dali. Rombongan disambut pelajar di Tehran dan mendapat persinggahan sementara di sana.
Hari Kamis, rombongan memanfaatkan waktu untuk menziarahi makam tokoh revolusi Islam Imam Khomeini di Teheran dan beberapa tokoh lain di sana. Hari itu juga rasa bahagia menyelimuti hati Dali setelah mendengar kabar kondisi ayahnya sudah membaik. “Alhamdulillah Ya Allah akhirnya bapak hamba sudah pulang ke rumah dengan keadaan sehat wal afiat,” tulis Dali di akun Facebooknya.
Dari Teheran, rombongan melanjutkan perjalanan ke Mashad menggunakan kereta pada malam hari. Setelah menempuh 8 jam perjalanan, Jumat pagi rombongan sampai di Mashad untuk berziarah ke makam Imam Ali Ar-Ridha a.s dilanjut dengan Salat Jumat di komplek pemakaman Imam. Setelah itu rombongan berjalan kaki sejauh 400 meter menuju penginapan.
Kurang lebih selama 8 hari rombongan akan menghabiskan waktunya untuk menziarahi beberapa tempat di Iran. Pada tanggal 2 November, rombongan akan melanjutkan perjalanan ziarah ke makam Imam Husein a.s di Karbala, Irak dan bergabung dengan jutaan kaum Muslimin dari seluruh dunia. (M/Z)
Bersambung …