Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Reaksi Rahbar terhadap Serangan Rudal AS ke Suriah

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan beberapa poin penting terkait dengan serangan terbaru militer Amerika Serikat ke Suriah. Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei memberikan analisa dari berbagai dimensi mengenai peristiwa tersebut.

Sebelumya, AS meluncurkan 59 rudal Tomahawk dari dua kapal perang USS Porter dan USS Ross yang bersiaga di Laut Mediterania ke pangkalan udara al-Shayrat di timur Homs, Suriah pada  Kamis petang, 6 April 2017.

Rahbar dalam pertemuan dengan para komandan tinggi Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran pada Minggu, 9 April 2017 mengatakan, apa yang dilakukan AS adalah sebuah kesalahan strategis dan mereka sedang mengulangi kesalahan para pendahulunya.

Ayatullah Khamenei menambahkan, para pejabat AS sebelumnya telah menciptakan Daesh (kelompok teroris Takfiri ISIS) atau membantunya, sementara para pejabat AS sekarang juga sedang memperkuat kelompok teroris tersebut atau kelompok sejenisnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menekankan bahwa bahaya dan ancaman kelompok-kelompok teroris itu di masa mendatang akan mengarah kepada AS. Beliau menjelaskan, hari ini Eropa menghadapi berbagai persoalan disebabkan kesalahannya dalam memperkuat Takfiri dan warga di benua ini tidak aman berada di rumah mereka dan di jalan-jalan, sementara AS juga sedang mengulang kembali kesalahan yang sama.

Menyusul serangan kimia yang mencurigakan di wilayah Khan Shaykhun, Selatan Idlib, Suriah pada 4 April 2017 yang merenggut nyawa lebih dari 100 orang dan melukai 400 lainnya, AS menuding pemerintah Damaskus menggunakan senjata kimia untuk menumpas oposisi.

AS dalam menjustifikasi agresi militernya ke Suriah mengklaim bahwa serangan ini bertujuan untuk menghancurkan kemampuan Suriah dalam menggunakan senjata kimia. Klaim seperti ini merupakan klaim yang tidak berdasar dan tidak beralasan. Pasalnya, dua tahun lalu, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) telah menyatakan bahwa senjata kimia di Suriah telah dilucuti. Kini pertanyaannya adalah dari perbatasan mana senjata pemusnah massal itu masuk ke Suriah dan siapa yang menyuplainya?

AS di barisan pertama yang mengklaim menjadi pemberantas penggunaan senjata kimia namun pada saat yang sama negara ini memiliki catatan hitam dalam melakukan kejahatan anti-kemanusiaan termasuk dalam menggunakan senjata kimia dan menyediakannya untuk para penjahat dunia.

Salah satu contoh kejahatan tersebut adalah serangan senjata kimia yang dilakukan rezim Saddam terhadap rakyat Iran dan Irak di masa agresi rezim tersebut ke Iran, di mana ribuan orang di kedua negara ini menjadi korban senjata kimia yang dihadiahkan oleh negara-negara Barat kepada Saddam.

Gudang-gudang senjata AS hingga sekarang juga masih dipenuhi dengan berbagai senjata kimia, biologi dan senjata pemusnah massal, dan tidak menutup kemungkinan senjata-senjata tersebut akan digunakan untuk kejahatan anti-kemanusiaan.

Sebenarnya, para pengobar perang di AS dengan mentalitas yang mereka miliki tidak akan pernah berpaling dari kejahatan apapun. Ini adalah poin yang disinggung oleh Ayatullah Khamenei dalam menganalisa perilaku AS. Amerika merupakan negara yang memberikan senjata kimia kepada rezim Saddam di masa perang delapan tahun yang dipaksakan rezim ini terhadap Iran.

Dalam kejahatan anti-kemanusiaan ini, pemerintah-pemerintah munafik Eropa yang hari ini juga mengklaim penggunaan senjata kimia di Suriah, telah memberikan berton-ton senjata kimia kepada Saddam untuk digunakan untuk menyerang posisi Iran di wiayah Sardasht dan Halabja.

Catatan tersebut dapat membantu dalam menganalisa peristiwa terbaru di Suriah, dan dapat dikatakan pula bahwa serangan rudal AS ke Suriah dilakukan persis ketika upaya PBB untuk perundingan Jenewa sedang dirampungkan. Dengan memperhatikan poin ini, maka dapat disimpulkan bahwa serangan rudal AS ke Suriah bertujuan untuk membuat skenario baru agar bisa intervensi lebih di negara Arab ini.

Menurut pandangan AS, hanya dengan goncangan dan provokasi militer tak terduga yang bisa mengeluarkan proses transformasi di Suriah dari jalur aslinya. Oleh karena itu, serangan rudal militer AS ke Suriah merupakan langkah yang telah direncanakan sebelumnya dan bertujuan menyeret jalur perundingan politik di Suriah ke arah tindakan militer.

Menurut pandangan Rahbar, tindakan AS tersebut merupakan kesalahan strategis, di mana Washington akan terjebak di dalamnya dan tidak akan mudah untuk keluar. AS yang masuk ke petualangan kontroversial ini telah menginjak-injak semua undang-undang dan perjanjian berbasis hukum internasional. Ini adalah Bid’ah berbahaya yang mengancam kawasan dan dunia, di mana konsekuensinya tidak bisa ditebak.

Sumber: ParsToday

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *