Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Musuh Hanya Takut Satu Hal: Persatuan

Arbain, Jepara, Hassan Alaydrus, Ahlulbait Indonesia,

Lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di tengah ribuan hadirin berbaju hitam-hitam. Dengan kompak lagu kebangsaan itu dinyanyikan sebagai pembuka acara, selepas lantunan ayat suci Alquran dalam acara Arbain Jepara 1438 H di Gedung Wanita, Minggu (20/11).

Arbain Jepara tahun ini mengusung tema ‘Mengawal Kebhinekaan, Menjaga Persatuan Indonesia. Pantang Hina!’

Dalam ceramahnya, Ustaz Hassan Daliel Alaydrus menyampaikan bahwa peristiwa Karbala sudah berlalu seribu tiga ratusan tahun yang lalu, dan hanya terjadi setengah hari. Namun kenapa gaungnya masih berkumandang hingga kini? Kenapa kuburan Imam Husain tidak pernah sepi dari peziarah?

“Tak lain adalah karena, agar pengorbanan Imam Husein, keluarga dan para sahabatnya tetap dikenang, tidak sia-sia. Agar manusia dapat belajar dari perjuangan Imam Husein dalam melawan kezaliman,” katanya disambut takbir hadirin.

Menurutnya, kala itu saluran kemanusian sudah mampet, nilai-nilai kemanusiaan sudah pudar, penghormatan kepada orang tua hilang, penjagaan kepada nilai-nilai luhur kian luntur. “Diperlukan siraman air yang deras agar manusia zaman itu bangun,” tegas Ustaz Hassan.

“Diperlukan pengorbanan manusia terbaik dan terpilih, dan dialah sosok kelima dalam syair Likhomsatun, Imam Husein,” kata ulama dari Jakarta itu.

Kala itu, lanjutnya, orang pintar diam, orang alim bungkam, ulama malah mengabdikan diri kepada penguasa yang zalim dan bukannya bersama umat. Di saat seperti itulah Imam Husein bangkit melakukan gerakan penyadaran.

“Di zaman itu ada upaya merusak kandungan Alquran, menyimpangkan makna ilahi Alquran demi kekuasaan dan kepentingan duniawi. Maka bangkitlah Imam Husein menyadarkan dengan cara yang tak biasa, yakni dengan mengorbankan nyawa,” tambahnya.

Kondisi itu pula yang terjadi saat ini, katanya. Maka perlu menggali kembali makna nilai perjuangan Rasulullah dan Imam Husein as.

“Bukan cinta Tanah Air, bukan bela bangsa namanya jika masih membiarkan tayangn televisi dan tontonan tidak mendidik, terus merusak moral generasi bangsa dengan tayang hampir tiap jam,” tambahnya di hadapan ribuan hadirin dari berbagai kota di Jawa Tengah ini.

Makna Karbala bukan hadir tubuhnya di tanah Karbala Irak, tambahnya, akan tetapi perubahan diri. Berusaha merealisasikan cita-cita Imam Husein. Lebih penting dari itu adalah memahami untuk apa tujuan keluarnya Imam Husein ke Karbala, bahwa keluarnya Imam Husain bukan untuk merusak tapi melakukan perbaikan kondisi,” katanya diselingi pekik hadirin ‘Hidup Indonesia, Hidup Merah Putih, Merdeka!’

Menyikapi kondisi bangsa, Ustaz Hassan menyebutkan bahwa saat ini ada tangan-tangan jahat sedang menggerogoti bangsa Indonesia. Mereka tidak mengenal Tuhan, mereka tidak mengenal kemanusiaan, dan suka menebar fitnah di mana-mana, mengadu domba sesama anak bangsa. Maka penting bagi kita bersikap tenang, tidak terjebak kondisi yang diciptakan musuh dan jalin komunikasi dengan sesama anak bangsa dari berbagai kalangan.

Arbain, Jepara, Peringatan

Peringatan Arbain di Jepara (20-11-2016)

Di akhir ceramahnya, Ketua Umum Ahlul Bait Indonesia itu membacakan pesan Sayyid Hasan Nasrullah terkait kondisi yang terjadi di dunia. Menurutnya, satu-satunya senjata musuh kemanusian (Amerika dan Zionis) adalah memecah belah antara Sunnah dan Syiah di tengah kaum Muslimin.

“Musuh hanya takut dengan satu hal, persatuan Sunnah dan Syiah dan persatuan sesama manusia,” ungkapnya.

Dalam kondisi fitnah yang berkecamuk seperti ini, semua orang harus bertanggung jawab dan bergerak sesuai kesiapan masing-masing.

“Lokalisir fitnah yang ada jangan menyebarkannya, siapa yang menebar fitnah segera selesaikan dan dihentikan,“ pungkasnya. (Muh/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *