Artikel
Pentingnya Saling Mengungkapkan Rasa Cinta Antara Suami-Istri
Keluarga mempunyai ranah bahasan tersendiri dalam Islam. Kalau kita membaca Alquran maka kita akan mendapatkan ayat tentang keluarga. Misalnya ayat tentang pernikahan. Dalam Alquran surah Rum ayat 21, Allah SWT berfirman bahwa Dia telah menciptakan pasangan untuk setiap manusia agar mahkluk-Nya bisa menikah. Dengan adanya pasangan, maka akan tercipta ketenteraman dan ketenangan pada diri manusia.
Demikian juga pada surah al-Baqarah ayat 187 bahwa istri adalah pakaian bagi suami dan juga suami pakaian bagi istri (هن لباس لکم و انتم لباس هن). Ayat-ayat ini bisa menjelaskan kepada kita bahwa masalah keluarga merupakan salah satu tema pembahasan penting yang dibahas dalam Islam. Bahkan Allah SWT pun berjanji bahwa ketika manusia menikah atau berkeluarga, maka Dia akan memberikan mawaddah dan rahmah (جعل بینکم موده و رحمه).
Allamah Thaba-Thabai menjelaskan perbedaan makna antara rahmah dan mawaddah. Menurut beliau, mawaddah itu berada di dalam hati sedangkan rahmah berada dalam aspek amal.
Mungkin suatu saat, seseorang menyukai seseorang namun ia tidak mengungkapkannya. Namun suatu saat pula selain menyukai, ia juga mengungkapkannya dan mengatakan bahwa aku menyukai dan mencintaimu. Misalnya ia membelikan sesuatu untuknya, dan mengekspresikan rasa cintanya, inilah yang dinamakan rahmah.
Berhubungan dengan hal ini, ada sebuah riwayat menyatakan, ketika seorang suami mengatakan kepada istrinya, “Aku cinta kamu” maka untaian kalimat ini akan terpendam dalam hati sang istri, abadan, yakni selamanya.
Para Imam Maksumin as pun biasa mengungkapkan perasaannya kepada pasangannya. Misalnya Imam Husain as berkata, “Aku menyukai sebuah rumah yang di sana ada istriku.” Dari perkataan Imam, penulis memahami bahwa Imam begitu mencintai istrinya sehingga ia tak ingin sendiri ketika sedang di rumah. Kalimat ini pun merupakan ungkapan rasa cinta Imam secara tidak langsung kepada sang istri.
Dalam catatan sejarah, Imam Ali as pun kerap mengungkapkan rasa cintanya kepada Sayidah Fathimah as dan begitupun Sayidah Fathimah kepada Imam Ali as. Nabi saw pun demikian. Beliau mengungkapkan cintanya kepada Sayidah Khadijah Kubra as, salah satunya Nabi saw menjadikan tahun wafat Khadijah as sebagai tahun kesedihan. Begitu berartinya Khadijah bagi Nabi saw. Ini adalah contoh bagi kita dari Rasulullah dan para Imam Maksumin as.
Menurut penulis, mengungkapkan rasa cinta kepada pasangan bisa membuat hubungan keluarga menjadi harmonis. Ketika sudah berkeluarga, bukan zamannya lagi memendam dan tak mengungkapkan rasa suka, rasa cinta, dan rasa sayang kepada pasangan. Justru karena tak adanya ungkapan itulah yang bisa menyebabkan keretakan dalam rumah tangga. Tidak ada ungkapan rasa cinta dan sayang bisa menimbulkan keraguan dalam diri pasangan. Bisa jadi karena jarang atau bahkan hampir tidak pernah menyatakan perasaan itu maka akan timbul keraguan dalam alam pikiran masing-masing, “Apakah dia memang benar-benar mencintaiku?”
Maka dari itu, alangkah baiknya bila suami-istri sering-sering mengungkapkan rasa cinta dan sayang di waktu dan tempat yang pas supaya hubungan keluarga menjadi lebih harmonis. Terlebih karena hal inilah yang diajarkan oleh Islam dan dicontohkan oleh Rasulullah dan para Maksumin as. (Sutia/Yudhi)