Berita
Cermin Kerukunan Antar Etnis dan Agama dalam Karnaval Budaya Purbalingga
Ada sesuatu yang menarik dalam Karnaval Budaya yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga tahun ini. Karnaval itu dilakukan dengan berjalan kaki menelusuri rute pertigaan Mayong menuju Alun-Alun, Jalan Jenderal Soedirman Timur arah Kodim, Bancar, Jalan Letkol Isdiman dan finish di Stadion Goentoer Darjono.
Pada acara Rabu (30/8) lalu, yakni dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 71, terlihat kontingen yang membawa patung Naga dan Garuda dengan tinggi sekitar 3 meter dan panjang sekitar 7 meter dalam satu panggung yang didorong dengan gerobak.
Ikon Naga yang biasanya identik dengan Cina dan ikon Garuda yang identik dengan Indonesia terlihat harmonis diusung dalam gerobak yang sama, menggambarkan kerukunan antar etnis dan agama di kota Purbalingga yang selama ini terjadi.
Selain itu di kota Purbalingga ada masjid yang oleh masyarakat sekitar disebut dengan Masjid Cheng Hoo. Masjid yang terletak di Selaganggeng, Mrebet, Purbalingga, yakni sekitar 12 KM dari Purbaingga kota tersebut sekilas memang mirip Kelenteng karena berarsitektur perpaduan budaya Tiongkok dengan Islam.
Menurut Arin, warga Purbalingga yang ketika itu sedang menonton karnaval, ketika ditanya tentang kerukunan antar etnis dan agama di Kabupaten Purbalingga menyebutkan bahwa selama ini di Purbalingga warga keturunan Cina dan warga Jawa belum pernah terlibat konflik atau kekerasan. Mereka yang beragama Islam, Kristen dan Tionghoa juga begitu, tidak pernah ada kerusuhan yang terjadi di antara mereka.
Pihak Pemda Purbalingga sendiri juga selalu berusaha menjaga kerukunan antar elemen masyarakat di kota tersebut. Hal itu ditandai dengan diadakannya Workshop pencegahan konflik keagamaan bagi tokoh lintas agama Kabupaten Purbalingga di aula wisata pendidikan Purbasari Pancuran Mas Purbalingga pada bulan Mei 2016 lalu. Acara tersebut diikuti oleh unsur Kementerian Agama setempat, tokoh lintas agama, ormas Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purbalingga, pengasuh Pondok Pesantren, serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Purbalingga.
Ahmad Mundhir, Kasubag TU Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga yang turut serta dalam acara tersebut mengatakan bahwa pihaknya berkepentingan untuk menyampaikan Kebijakan Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama warga Purbalingga.
“Karena suksesnya pembangunan di wilayah Purbalingga tidak bisa lepas dari kuatnya jalinan kerukunan umat beragama,” ucapnya. (Faizal A/Yudhi)