Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Saatnya Perempuan Lebih Berani Ungkap Kejahatan yang Menimpanya

Dalam workshop Penyusunan Draft SOP Pelayanan untuk LBK (Layanan Berbasis Komunitas) yang bertempat di Krisna Resto Garden, Jl. Kyai Mansyur No 100 Wonosobo, Wariyatun yang merupakan Dewan PengarahRegion Tengah Forum Pengada Layanan (FPL) menegaskan bahwa anak yang melakukan hubungan seksual berkalikali merupakan korban kekerasan seksual. Hal ini disebabkan anak belum mampu mandiri dalam membuat sebuah keputusan, sehingga orang dewasa wajib melindungi atau mencegah anak untuk melakukan hubungan tersebut.

“Dengan  demikian dapat dikatakan bahwa  kejahatan pada perempuan adalah kejahatan kemanusiaan, ungkapnya.

Workshop yang berlangsung selama dua hari (19-20/8) ini difasilitasi oleh UPIPA (Unit Pelayanan Informasi Perempuan dan Anak) karena penunjukan oleh Forum Pengada Layanan  bagi perempuan korban kekerasan yang merupakan mitra kerja Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan.

Nuraini Ariswari, Ketua UPIPA Wonosobo menyatakan bahwa hingga saat ini, sejak Januari sampai awalAgustus 2016 sudah ada 87 kasus yang dilaporkan langsung  dan mereka datang sendiri  dengan kesadaran. Tentu saja hal ini adalah sebuah kondisi yang sangat berbeda dengan 5 atau 10 tahun yang lalu.

“Waktu itu kami harus blusukan ke desa-desa untuk mendatangi perempuan yang dilaporkan. Itu pun si korban masih malu-malu dan sulit sekali kami tanyai, lanjut Nuraini.

Dia juga menambahkan bahwa setidaknya fenomena tersebut menunjukkan semakin meningkatnya keberanian perempuan dalam mengungkap kekerasan yang menimpanya baik dalam ranah personal, komunitas maupun negara.

“Hal ini dibuktikan, setiap tahun di wilayah Wonosobo kasus kekerasan terhadap perempuan menunjukkangrafik data semakin tinggi.”

Meskipun demikian fenomena tersebut juga harus terus diimbangi dengan penanaman niai-nilai kemanusiaan terutama pada perempuan.

“Penanaman nilai kemanusian terutama pada perempuan terus digalakkan di kabupaten Wonosobo bahkan di tingkat desa terpencil. Jadi kita harus mengembalikan nilainilai kepedulian terhadap korban perempuan seperti KDRT, pemerkosaan, bahkan bayi yang dibuang,” ungkap Evi dari LBK Karangluhur Kertek Wonosobo.(Betty NK/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *