Berita
Aksi Al-Quds Day di Kalbar
Koalisi Masyarakat Anti Penindasan Kalimantan Barat menggelar unjuk rasa anti Israel serta pentas musik Palestina di Taman Digulis Pontianak dalam rangka memperingati Internasional Quds Day yang jatuh pada Jumat (1/7).
Menurut Eddy Alqadrie, perwakilan koalisi dari Lembaga Peduli Cagar Budaya Kalbar, Hari Al Quds Internasional merupakan momentum bagi kaum tertindas untuk menyuarakan penolakan terhadap berbagai penindasan yang terjadi di dunia.
“Penentangan terhadap penjajahan itu saat ini terejawantahkan dalam wujud aksi solidaritas yang dilaksanakan hari ini,” ujarnya di sela-sela kegiatan.
“Palestina punya sejarah panjang yang menghiasi kehidupan manusia, sementara kehadiran entitas zionis di sana justru menghancurkan sisa-sisa peradaban yang harusnya bisa kita jaga, lestarikan dan ambil manfaat historisnya,” tambahnya lagi.
Sebagaimana pernah disampaikan Ayatullah Khomeini, Hari Al Quds tidak hanya untuk Al Quds semata, melainkan untuk seluruh kaum tertindas di muka bumi.
Menurut Muhammad Darwin, dari Voice of Palestine, kekuatan arogansi global harus mengetahui bahwa di seluruh dunia masih ada kelompok-kelompok yang sadar dan menolak upaya-upaya hegemoni yang sedang mereka lakukan.
“Setan-setan bertopeng manusia itu harus tahu bahwa masih ada yang siap pasang badan demi meraih kemerdekaan,” ungkap pria yang berprofesi sebagai pendidik ini.
Ia menambahkan bahwa Hari Al Quds Internasional merupakan hari ketika para perindu keadilan di seluruh dunia melepaskan atribut pribadi mereka dan mengenakan satu atribut Palestina.
“Kita semua adalah bangsa Palestina, kita satu tubuh dengan mereka,” ujar pria yang saat ini mendapat amanah sebagai Ketua DPW Ahlulbait Indonesia Kalbar.
Darwin melihat tanggungjawab memerdekakan Palestina bukanlah tugas rakyat Palestina semata, bukan pula tugas negara-negara di Timur Tengah.
“Palestina adalah pekerjaan rumah yang belum selesai. Dengan persatuan, rezim zionis pasti hancur,” imbuhnya.
Koalisi ini memulai aksi sekitar pukul 15.30 WIB dengan meneriakkan yel-yel anti imperialisme Amerika dan zionis Israel. Selain orasi, peringatan Hari Al Quds di Bundaran Digulis ini juga diisi dengan penampilan lima kelompok musik akustik.
Dalam aksinya, massa menuntut agar pemerintah Republik Indonesia memutus segala hubungan dengan rezim zionis serta menolak solusi dua negara bagi konflik Palestina-Israel.
Selain VOP dan Lembaga Peduli Cagar Budaya Kalbar, ikut pula bergabung dalam koalisi ini LP3 Mempawah, Sanggar Bougenville dan mahasiswa IAIN Pontianak.
Selain di Kota Pontianak, aksi Al Quds Internasional juga digelar di Kabupaten Ketapang. Massa yang mengatasnamakan Forum Antar Umat untuk Solidaritas Kemanusiaan dan Lingkungan (Fausan), membagi-bagikan bulletin tentang Palestina serta berkeliling di pusat kota Ketapang sambil membawa spanduk dukungan bagi bangsa Palestina.
Menurut koordinator aksi, Mohrizal, gerakan ini adalah perwujudan rasa Nasionalisme kaum muda Ketapang.
“Mendukung perjuangan bangsa Palestina adalah amanat Proklamasi, amanat ideologis dari Pancasila, serta amanat konstitusional,” jelasnya. (Reza/Yudhi)