Berita
Aksi Damai Al-Quds Semarang Tegaskan Kemerdekaan Palestina sebagai Misi Utama Islam
Demonstrasi damai Hari Al-Quds Internasional digelar di Semarang pada Jumat (1/7) pukul 14.00 WIB, ditandai aksi long march sekitar 2000 an massa yang terdiri dari kalangan dewasa dan anak-anak. Mereka turun ke jalan menyuarakan tuntutan kemerdekaan bagi rakyat Palestina yang hingga kini masih berada dalam cengkeraman penjajahan rezim Zionis Israel.
Musa Kadzim, salah satu orator dalam acara itu mengatakan bahwa Peringatan Hari Al-Quds Internasional di setiap Jumat terakhir bulan Ramadhan merupakan gagasan cemerlang dan anjuran dari salah seorang ulama Islam yang sangat anti penindasan dan peduli pada tegaknya keadilan. Anjuran penting tersebut termasuk di dalamnya adalah upaya pembebasan dan tercapainya kemerdekaan Palestina, sebagai substansi dari Tauhid.
“Yang dimaksud dengan Tauhid adalah bagaimana kita mampu memerdekakam diri sendiri dan mampu menghadirkan energi kemerdekaan untuk yang lain,” kata Musa.
“Dan ini merupakan bagian dari ibadah kita. Karena untuk apa ibadah kita, jika kita tidak mampu memerdekakam diri kita serta membangkitkan energi kemerdekaan untuk yang lain? Oleh sebab itu, Jumat terakhir di bulan Ramadhan adalah salah satu upaya mengukuhkan esensi ibadah kita,” tambahnya.
Musa menekankan bahwa tujuan kehadiran mereka dalam acara tersebut tak lain adalah demi memanifestasikan nilai-nilai kemanusiaan, baik secara individu maupun kelompok. Karena misi Islam yang utama menurutnya adalah membebaskan diri dari pengaruh berhala-berhala, baik berhala yang tampak maupun yang tidak tampak.
“Misi utama Islam adalah Tauhid dan substansi Tauhid adalah kemerdekaan. Maka dari itu kita harus mempertahankan kemerdekaan, baik kemerdekaan kita sendiri maupun kemerdekaan orang lain,” tegas Musa.
“Saudara-saudara sekalian, sebangsa dan se-Tanah Air. Apa yang terjadi di Palestina sesungguhnya adalah simbol. Simbol bagaimana penindasan bekerja secara efektif dan membungkam takut orang-orang, agar dengan berbagai alasan, mereka tak melakukan perlawanan. Tapi kita di sini untuk tidak diam dan bungkam. Bahwa kita berteriak untuk menyuarakan solidaritas. Betapapun sebagian manusia berhasil dibungkam,” lanjut Musa diikuti sahutan Takbir dan yel-yel, “Mampus Israel! Mampus Amerika!”
Musa menyebutkan bahwa pada 2015 silam, tak kurang dari 2000 warga Palestina gugur akibat aksi brutal rezim Zionis Israel.
“Ratusan rumah warga Palestina dihancurkan dan ini berlangsung dengan sistematis,” lanjut Musa. “Rezim penjajah ini sengaja ingin mengklaim bahwa mereka telah mendapatkan lahan tanah tanpa bangsa di dalamnya. Ini adalah dusta. Karena sebelum bangsa Yahudi datang ke tanah Palestina, di sana sudah ada rakyat dan bangsa Palestina.”
Di akhir orasinya Musa mengingatkan kembali bahwa bangsa Palestina adalah bangsa yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia.
“Oleh karena itu,” kata Musa, “kita juga berkewajiban turut memperjuangkan dan mengakui kemerdekaan Palestina.”
Setelah itu, acara masih dilanjutkan beberapa orasi lain sebelum ditutup dengan Doa Persatuan. (Banin/Yudhi)