Berita
Tolak Digusur, Warga Bukit Duri Gugat Pemprov DKI
Tak mau bernasib sama dengan warga Kampung Pulo yang kini tergusur, warga Bukit Duri mengajukan gugatan Class Action kepada Pemprov DKI beserta jajarannya dalam program normalisasi Kali Ciliwung.
Sidang pertama Class Action ini digelar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (7/6) dihadiri oleh rombongan warga Bukit Duri berseragam kaos putih bertuliskan penolakan atas rencana penggusuran rumah mereka.
Salah seorang warga, Patmo Pawiro mengkhawatirkan akibat digusur dan direlokasi maka ia akan kesulitan mencari nafkah.
“Saya jualan bakso. Kalo pindah, misalnya di Rawa Bebek, pelanggan ilang. Apalagi di sana sepi,” ujar Patmo.
Patmo mengatakan ia lebih menyukai desain kampung susun yang pernah ditawarkan oleh Komunitas Ciliwung Merdeka dan disetujui oleh Jokowi dulu, tapi entah mengapa sekarang diacuhkan.
Tergugat Mangkir, Sidang Ditunda
Meski surat gugatan sudah didaftarkan pada tanggal 10 Mei dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sudah memberikan panggilan, pada hari sidang tak ada satu pun pihak tergugat Pemprov DKI dan BWSCCC yang muncul. Kursi tergugat kosong melompong. Membuat warga Bukit Duri kecewa. Apalagi mereka telah menunggu dari jam sembilan pagi hingga jam satu siang.
Ketidakhadiran pihak tergugat dalam sidang pertama ini membuat hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Sugeng Riyono, memutuskan menunda sidang dua minggu lagi.
Atas penundaan ini Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka, Sandyawan Sumardi menyayangkan ketidakhadiran Pemprov DKI.
“Mestinya mereka hadir, karena ini gugatan resmi. Pihak Pemprov DKI, sebagai pamong praja, sebagai pelayan rakyatnya itu mestinya betul-betul memfasilitasi masyarakatnya untuk memperoleh keadilan. Meskipun yang digugat itu sendiri adalah pihak Pemprov DKI,” ujar Sandyawan.
Sandyawan berharap Pemprov DKI berani bertanggungjawab dan memenuhi panggilan sidang berikutnya. Meski agak kecewa karena ketidakhadiran pihak tergugat, Sandyawan merasa gembira dan optimis gugatan warga akan berhasil.
“Saya gembira bahwa warga dengan tertib, tenang, dengan penuh percaya diri hadir di tempat ini. Dukungan publik juga besar. Kami gembira dan percaya diri bahwa apa yang kami perjuangkan memang sudah sepantasnya dilakukan,” pungkas Sandyawan. (Muhammad/Yudhi)