Berita
Menyingkap Realitas Bersama Ibn Arabi
“Manusia itu tidur, ia baru akan terbangun nanti setelah mati.”
Demikian hadis Nabi Muhammad saw yang dijadikan Ibn Arabi sebagai “pintu” untuk menjelaskan bahwa kehidupan di dunia yang dianggap sebagai realitas oleh manusia ini pada hakikatnya adalah mimpi belaka. Bukan realitas yang sesungguhnya.
Itulah sekelumit penjelasan dari Musa Kazhim M.A. dalam membedah pemikiran Ibn Arabi dalam Kuliah Umum dan Bedah Buku Sufisme Ibn ‘Arabi karya Toshihiko Isuzu di Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat (15/4).
“Menurut Toshihiko, hadis ini mampu menjadi jendela menuju pemahaman Ibn Arabi dalam menyingkap realitas Ilahi,” ujar Musa.
“Toshihiko mengatakan realitas yang sebagaimana kita lihat, kita anggap nyata ini, yang membuat kita terpesona dan kita kejar-kejar ini ternyata tak lebih dari mimpi. Tetapi mimpi ini bukan sesuatu yang tidak ada. Mimpi itu adalah realitas. Tapi realitas mimpi ini harus ditakwilkan. Ia memaknakan satu realitas lain di baliknya,” terang Musa.
“Dan takwil mimpi ini ada dalam hadis-hadis Nabi,” tambahnya.
Dr. Eric Winkel, pakar Ibn Arabi dari Amerika Serikat juga menjelaskan bahwa Ibnu Arabi dalam menjelaskan tangga-tangga menyimak realitas hakiki ini tak hanya dengan pikirannya sendiri. Tapi Ibn Arabi juga dibimbing suara Ilahi dalam menuliskan pengalaman-pengalaman mistisnya.
“Ibnu Arabi tak hanya menuliskan pengalaman-pengalaman ruhaninya dengan kemampuan akademisnya. Ia juga menulis dengan dibimbing oleh suara gaib,” terang Eric.
Menurut Musa, keistimewaan Ibnu Arabi adalah, dia merupakan satu-satunya ahli irfan yang mampu dan mau menuliskan pengalaman ruhaninya yang sekarang menjadi bahan kajian dan bimbingan bagi kita yang ingin menempuh jalan suluk. (Muhammad/Yudhi)