Berita
Akhir Aksi Pasung Kaki
Aksi sembilan ibu-ibu dari beberapa tempat di pegunungan Kendeng, Jawa Tengah yang sejak kemarin (12/4) hingga hari ini (13/4) memasung kakinya dengan menggunakan semen di depan Istana Negara, sebagai bentuk protes terhadap pembangunan pabrik semen di pegununggan Kendeng, akhirnya membuahkan hasil.
Setelah beraksi sejak pukul 14.00 WIB agar dapat bertemu dengan Jokowi, akhirnya Presiden mengutus Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki bersama Mensesneg Pratikno untuk menemui ibu-ibu yang dipasung agar mereka mau melepas pasung semen di kaki mereka.
Mendapat kabar akan datangnya dua utusan Presiden tersebut, maka pada pukul 17:30 pasung itu satu persatu mulai dibuka. Benar saja, selepas Maghrib sekitar pukul 18:10, datanglah Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki bersama Mensesneg Pratikno mengunjungi mereka.
Teten bercerita bahwa dirinya bersama Mesesneg sudah berusaha keras untuk dapat berbicara dengan Presiden dan berharap hari ini Presiden dapat menemui ibu-ibu yang melakukan aksi. Tapi karena agenda yang sangat padat dan beberapa agenda tidak bisa digeser, maka Presiden mengutus mereka berdua.
“Kami berdua diutus untuk menemui dan menjanjikan untuk suatu saat kita atur pertemuan dengan Bapak Presiden,” terang Teten.
Lebih jauh Teten mejelaskan bahwa atas nama pemerintah dia sangat memahami betul persolan yang disampaikan oleh ibu-ibu yang datang dari Kendeng dan hal tersebut menurutnya telah disampaikan kepada Presiden. Teten juga menjelaskan bahwa pada minggu ini Presiden akan ke Eropa dan setelah pulang dari Eropa, Teten berjanji akan mengatur waktu agar ibu-ibu dari Kendeng bisa bertemu dengan Presiden.
“Saya dan pak Praktikno, kami berdualah sebagai jaminannya,” janji Teten.
Setelah mendengar pernyataan Teten, Gun Retno, tokoh suku adat Samin yang mendampingi ibu-ibu dari Kendeng mengatakan bahwa memang tujuan aksi ini adalah untuk mengetuk hati para pejabat pemerintah dan juga masyarakat Indonesia agar ikut bersama-sama menyelamatkan sumber daya alam dan lingkungan demi anak cucu.
Dengan hadirnya dua utusan Presiden, maka Gun Retno menganggap pejabat pemerintah sudah terketuk hatinya dan menganggap aksi yang dilakukan sudah cukup dan segera diakhiri. Gun Retno berharap Presiden dapat mengagendakan waktu untuk bertemu dan bersama-sama menyelesaikan masalah pembangunan pabrik semen di Kendeng.
“Jadi aksi ini diakhiri, tapi kita semua mesti kawal bersama-sama, semoga ada hasil yang lebih baik untuk semua,” pungkas Gun Retno. (Lutfi/Yudhi)