Berita
Kesenjangan Sosial Picu Radikalisme
Maraknya paham-paham radikal dan intoleran yang menyebar di berbagai kalangan masyarakat, mulai dari rakyat kecil, kelas menengah, hingga elit, kian hari kian meresahkan dan mengancam keutuhan bangsa.
Mendiskusikan hal ini, Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal, Rawamangun menggelar kajian bulanan dengan tema Indonesia Darurat Radikalisme, Kamis (17/3).
Selain karena paham keagamaan yang tekstualis dan jumud, menurut Gus Nuril, penyebab gerakan radikalisme makin menguat sebenarnya dipicu oleh kesenjangan sosial di tengah masyarakat.
“Selain karena ajaran atau paham agama yang bercorak radikal, radikalisme tumbuh subur karena himpitan-himpitan kehidupan,” ujar Gus Nuril.
Hal ini dibenarkan oleh Mayjen Saurip Hadi yang menyebutkan bahwa kesenjangan sosial, kesenjangan informasi, dan kesenjangan taraf hiduplah yang makin menguatkan gerakan radikal di masyarakat.
“Ditambah, ada kekuatan asing yang menginginkan Indonesia rusak. Ketika penjajahan secara langsung tak bisa, maka pihak-pihak asing ini menyerang dengan paham-paham yang merusak,” tambah Saurip.
Rekayasa Gerakan Radikalisme
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Abdul Manan Ghani juga menjelaskan bahwa paham dan gerakan radikal dan intoleran yang menyebar dan begitu aktif dipropagandakan ini merupakan rekayasa jahat untuk melemahkan Indonesia.
“Paham dan gerakan radikal dan intoleran ini direkayasa, dibikin, dibuat, untuk merusak dan menguasai Indonesia,” ujar Abdul Manan.
“Ada yang me-remote gerakan radikalisme ini. Yang dimanfaatkan adalah paham Khawarij sebagai ideologinya,” terang Abdul Manan.
Menurut Manan, untuk menghadapinya, yang harus dikuatkan adalah tiga ukhuwah.
“Yang harus kita kuatkan adalah ukhuwah Islamiyyah, persaudaraan sesama Muslim, ukhuwah wathaniyah, persatuan sesama anak bangsa Indonesia, dan ketiga adalah ukhuwah insaniyah, kesadaran bahwa kita sesama insan manusia,” pesan Abdul Manan.
Hanya dengan itulah, bangsa Indonesia, khususnya umat Islam mampu membendung gerakan intoleran, radikal, dan takfir yang mengancam keutuhan NKRI tercinta. (Muhammad/Yudhi)