Berita
Arsitektur Makam Ala Minang di Tanah Minahasa
Minahasa yang dikenal sebagai kota Negeri Seribu Gereja, ternyata menyimpan wisata sejarah yang menarik; yaitu Makam Imam Bonjol di Desa Lota, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa. Imam Bonjol, Tokoh Nasional yang fotonya diabadikan pada lembaran uang kertas 5.000 rupiah keluaran 2001 itu menyimpan sejarah perjuangan Minang hingga diasingkan di Tanah Minahasa ini.
Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin yang diberi gelar Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, pada tahun 1774 dan wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864, adalah salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri.
Di lokasi pemakaman dengan halaman luas dan pemandangan taman yang indah, kita dapat melihat bangunan utama makam berwarna putih dengan arsitektur khas Minang lengkap dengan atap Bagonjong.
Selain dikelilingi rantai pembatas, makam pemimpin kaum Paderi itu dibuat dari keramik putih, memberi kesan kesucian jiwa sang pahlawan. Sementara, di bagian dinding bangunan terdapat lukisan Tuanku Imam Bonjol sedang mengangkat pedang di atas kuda putih.
Tak jauh dari Makam Imam bonjol, ada bangunan tempat tinggal Imam Bonjol, juga dengan arsitektur bangunan khas Minang.
Kira-kira 50 meter dari Makam Imam Bonjol, setelah menuruni anak tangga, kita dapat melihat bangunan dekat sungai yang di dalamnya terdapat batu besar tempat salat Imam Bonjol.
“Dengan adanya tempat wisata bersejarah di Sulawesi ini, kami harapkan kepada pemerintah agar lebih memerhatikan cagar budaya yang ada di Sulawesi terutama di tanah Minahasa ini,” ujar Ainun Minggu, juru kunci makam Imam Bonjol. (Reynaldi/Yudhi)