Berita
Romo Magniz: Gus Dur Toleran Karena Keislamannya Kuat
Membicarakan Gus Dur seolah tak ada habisnya. Meski telah wafat, warisan pemikirannya masih terus menyala menerangi bangsa ini.
Dalam acara Haul Gus Dur ke-6, para pencinta almarhum yang tak hanya kaum Muslim tapi juga banyak teman dekatnya dari kalangan para tokoh lintas iman, menggelar diskusi bertema Teladan Gus Dur untuk Generasi Penerus Bangsa di Ponpes Soko Tunggal Rawamangun, Kamis (11/2).
“Gus Dur itu sangat mantap dengan keislamannya,” ujar Romo Magniz Suseno, salah satu tokoh Nasrani yang merupakan teman dekat Gus Dur.
“Jadi Gus Dur itu tidak merasa terancam keislamannya. Makanya ia terbuka pada kelompok minoritas. Ia terbuka bukan karena kelemahan, tapi karena kekuatan (kemantapan) keislamannya,” tegas Magniz.
“Gus Dur juga seorang yang sangat nasionalis. Bagi Gus Dur, keislaman dan kebangsaan itu bersatu. Menurutnya, kebangkitan Islam adalah bagian dari kebangkitan bangsa.”
Romo Magniz menganggap Gus Dur sebagai sosok agamawan yang langka karena mampu melakukan hal yang tak banyak agamawan lain bisa lakukan.
“Salah satu yang sulit dilakukan oleh agamawan adalah membuat yang berbeda merasa lega, aman, dihormati, dan diterima. Gus Dur bisa melakukannya. Karena itu dia begitu banyak punya teman dan kawan. Banyak orang percaya dan mencintainya,” ujar Magniz.
Maman Imanulhaq, salah seorang murid Gus Dur yang kini duduk di DPR mengatakan bahwa Gus Dur sangat menyukai agamawan yang tak hanya duduk di menara gading, tapi mau berbaur dengan masyarakat.
“Gus Dur bilang ke saya, saya seneng kiai yang mau berkeringat dan turun ke lapangan, tidak hanya duduk di menara gading,” tutur Maman.
Selain itu Gus Dur juga sangat konsen pada kerakusan elit politik dan korupsi.
“Indonesia tak akan hancur karena berbeda-beda. Tapi akan hancur karena kerakusan elit akibat korupsi dan karena keputusasaan kaum alit. Itu kata Gus Dur,” tambah Maman.
Pemikiran-pemikiran bijak Gus Dur, selain telah menginspirasi begitu banyak orang, sekaligus juga telah terbukti menjaga keberagamaan dan kebangsaan kita. Semoga Allah SWT memberkahinya. (Muhammad/Yudhi)