Berita
Tiga Ciri Orang Radikal
Aksi teror Jalan Thamrin bulan lalu dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki ciri-ciri penampilan fisik serupa kelompok teror yang selama ini beraksi; seperti jenggot dan celana khas. Kali ini pelaku teror justru berpakaian rapih dan bercelana jeans.
Lalu bagaimana kita dapat mengetahui ciri-ciri seseorang yang radikal?
Analis Kebijakan Madya Bidang Penindakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Pol Ir Hamli ME, dalam diskusi publik Cyber Terrorism dengan tema “Let’s Save Our Indonesia From Cyber Terrorism” di Gedung Olahraga Remaja, Jakarta Timur (2/2) menerangkan ciri-ciri seorang radikal.
Yang pertama adalah pemahaman tentang Jihad. Jihad yang kelompok radikal maksud tidak seperti yang dinyatakan oleh ulama-ulama moderat. Jihad menurut mereka cuma satu Qital, yaitu jihad hanya perang. (Baca juga: Beginilah Cara Teroris Rekrut Anggotanya di Internet)
“Jadi kalau ada orang yang menyatakan bahwa jihad itu hanya perang, itu dia!” tegas Hamli. “20% orang itu masuk dalam kategori,” lanjutnya.
Kemudian Hamli kembali menegaskan bahwa jika merujuk pendapat ulama moderat, baik dari NU, Muhammadiyah, Jamaah Tablig, Wahabi maupun Salafi, pasti akan menyatakan bahwa jihad tidak hanya perang tapi ada juga jihad melawan hawa nafsu, jihad memerangi kemiskinan, jihad memerangi kebodohan, yang juga termasuk jihad.
“Bukan hanya satu!” tegasnya.
Yang kedua adalah pemahaman tentang Fa’i. Fa’i dalam konteks ini dipahami sama dengan Ghanimah (pembagian harta rampasan perang). Tapi Fa’i dalam konteks para teroris adalah merampok harta milik orang-orang yang mereka anggap thagut atau milik orang yang menurut mereka kafir.
“Jadi kalau ada orang meyakini hasil rampokan itu halal dipakai uangnya, itu dia!” kata Hamli.
Mereka biasanya menafsirkan Alquran secara literal, tidak kontekstual tapi tekstual. Kemudian Hamli mencotohkan dengan membacakan satu teks ayat Alquran, “Barangsiapa yang tidak menggunakan hukum Allah, maka adalah kafir”.
“Kita ini yang punya negara dengan dasar Pancasila ini dianggap kafir,” tegas Hamli. “Jadi semua yang ada di sini menurut mereka adalah kafir,” lanjutnya.
Yang terakhir adalah gampang mengkafirkan orang lain atau disebut takfiri. Yang dikafirkan oleh mereka ini adalah yang tidak sepaham dengan mereka. Kalau sudah kafir, maka halal darahnya dan hartanya.
“Jadi tolong temen-temen dijaga kalau Anda bertemu tiga kriteria ini, itu mereka! Jangan dikumpuli!” pungkas Hamli. (Lutfi/Yudhi)