Berita
Berimbang Sikapi Gafatar
Pemberitaan media massa tentang Gafatar cukup menggelegar pekan terakhir ini.
Ada yang beranggapan ini merupakan upaya untuk menggiring opini publik agar percaya bahwa kelompok ini sangat berbahaya.
“Ini seperti ada profilling yang memposisikan Gafatar sebagai ancaman,” kata Rafendi Djamin, Direktur Eksekutif HRWG (Human Rights Working Group) dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Senin (25/1).
Siaran pers digelar menyikapi sikap Pemerintah dan pemberitaan media massa yang dianggap tidak berimbang.
Menurutnya tidak ada hal-hal berbahaya yang dilakukan dan dianggap sebagai ancaman. Mereka hanya kelompok yang berusaha hidup dengan berorganisasi.
“Tapi justru ada upaya untuk membuat resah,” lanjutnya.
Dalam beberapa pemberitaan, anggota Gafatar juga mengkonfirmasi bahwa mereka tidak berafiliasi pada kelompok agama tertentu.
Pratiwi dari LBH Jakarta yang turut jadi bagian dari konferensi pers itu juga angkat bicara. Menurutnya ada banyak hal yang tidak diungkap dalam kasus ini.
“Seperti mobilisasi massa penyerangan yang tidak diungkap,” katanya.
Di sisi lain ia juga menyesalkan kenapa Pemerintah justru tidak melakukan tindakan hukum terhadap pelaku pembakaran rumah-rumah anggota Gafatar. Ini yang menurutnya juga tidak banyak diberitakan media.
Beberapa LSM turut hadir dalam konferensi pers itu di antaranya; HRWG, Setara Institute, The Wahid Institute, LBH Jakarta dan SEJUK.
Berlangsung di kantor HRWG Jakarta, mereka menyampaikan beberapa tuntutan. Sebagian dari tuntutan itu di antaranya; Pemerintah harus memikirkan kembali upaya pemulangan kelompok Gafatar yang justru tidak menjawab permasalahan. Meminta media massa memberitakan hal-hal yang tidak menyebarkan kebencian kepada Gafatar yang justru memprovokasi massa untuk melakukan kekerasan bahkan pemusnahan terhadap kelompok ini. (Malik/Yudhi)