Berita
Pesan Asyura Nasional Ahlul Bait 1435 H
Sabda Nabi Muhammad saw: “Barang siapa yang mencintai nabi dan keluarga nabi mereka akan diampuni dosa-dosanya dan dibangkitkan dengan para syuhada.”
Dalam khutbahnya saat peringatan Asyura 1435 H di Balai Samudera, Ketua Dewan Syuro Ahlulbait Indonesi (ABI), Ustad Umar Shahab meminta agar umat Islam tetap mencintai Rasulullah dan keluarganya sampai kapanpun dan membawa kecintaan ini kehadapan Allah.
Ia mengajak 5000 orang yang memadati Balai Samudera dalam acara Asyura Nasional 1435 H untuk meyakini bahwa kecintaan ini akan membuat bahagia Nabi Muhammad saw beserta keluarganya. Ustad Umar melanjutkan, peristiwa Karbala bukan peristiwa biasa melainkan kejadian yang luar biasa. “Kalau tidak ada pengorbanan Aba Abdilah maka kita tidak tahu apa yang terjadi pada agama Islam,” serunya.
Kalau agama Yahudi dan Nasrani telah dirusak oleh umatnya sendiri maka bukan tidak mungkin Islam juga begitu, lanjutnya. Imam Husein tahu betul kalau Islam dalam bahaya. Maka apabila beliau tidak turun tangan maka agama Islam akan bernasib sama dengan agama samawi terdahulu.
Untuk menjaga agama Islam diperlukan pengorbanan manusia terbaik. Tak ada manusia terbaik selain dari keluarga suci Rasul. Maka Imam Husain yang melakukan pengorbanan itu. Keselamatan agama Islam adalah yang utama bagi Imam Husein. Karena itu tidak ada jalan lain selain keluar untuk berkorban demi menegakkan keadilan.
Karbala, kata Ustad Umar, bukan sembarang peristiwa tapi peristiwa yang mengandung nilai yang luhur. Hal itu terlihat dari prilaku para syuhada Karbala. Dibalik peristiwa itu ada contoh kesetian yg luar biasa, dibalik peristiwa karbala itu pula ada contoh keberanian yang paling tinggi dan contoh kecintaan pada kemanusiaan yang paling agung.
“Sungguh aku tidak pernah melihat keluarga yang lebih mulia, setia, luar biasa dari keluarga dan sahabat-sahabatku ini,” itu dikatakan Imam Husein di malam 10 Muharram saat mengumpulkan keluarganya. Imam juga mengatakan agar mereka menyelamatkan diri. Imam telah ridho. Namun keluarga Imam dan pengikutnya berkata, “Apa yang aku akan katakan bila Rasul bertanya mengapa engkau tinggalkan Husein sendiri di Padang Karbala, sungguh itu aib bagi kami, kematian bersamamu lebih baik dari pada siapapun, kalaupun kami mati dan dihidupkan kembali kami akan tetap membelamu, begitu seterusnya sampai 70 kali kami akan tetap membela mu.
Itulah peragaan kesetiaan pengikut Husein. Karena itu kita harus berada di barisan Husein dan membela Husein dalam kondisi apapun. Dan Jangan risau, karena kita adalah orang-orang yang beruntung mencintai Husein.
Karena itu, sebut Ustad Umar, ada salam kesetian kepada imam Husein yaitu salam kepada Husein, salam kepada keluarga Husein, salam kepada anak-anak Imam Husein, salam kepada sahabat husein.
Contoh kemanusian juga diperagakan Imam Husein. Ketika kafilah imam digiring oleh 1000 pasukan Ibnu Ziyad terdengar kabar bahwa 1000 pasukan itu kehausan, dan mereka berharap kafilah Imam Husein memberi minum. Imam Husein kemudian keluar lalu memberi satu persatu prajurit-prajurit yang akan membunuhnya itu minum. Itulah contoh kecintaan kepada kemanusiaan yang paling agung.
Dari kejadian itu, kata Ustad Umar kita bisa ambil pelajaran. Jangan hiraukan orang-orang yang menghina Imam Husein. Apapun yang mereka lakukan kita akan tetap mencintai Husein. Tidak akan berubah kecintaan kita. Hadapi mereka yang menghina Ahlulbait dengan senyum. Ahlulbait adalah pecinta kemanusian. Jangan membenci mereka, boleh jadi mereka yang membenci Husein itu adalah orang-orang yang mencintai Allah dan Rasulullah tapi mereka hanya salah paham dan salah mendengar informasi yang benar mengenai Ahlulbait.
Itulah madrasah karbala yang mengajarkan kecintaan. Kita harus mencintai saudara-saudara kita di negeri tercinta ini. Apapun mereka dari golongan manapun.
Kita berharap agar Allah mencabut rasa benci dan permusuhan dari hati anak-anak bangsa ini. Dan pengikut Husein harus berada di depan untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. LJ