Berita
Maulid Nabi, Momentum Tegaskan Islam Itu Damai
Peringatan hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad saw selalu disambut meriah oleh seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia. Terutama untuk mencerap dan mengambil suri-tauladan hidup Rasulullah sebagai insan paling sempurna.
Unhas Jabodetabek bekerjasama dengan Satker Gerakan Revolusi Mental Kemenko PMK pun tak mau ketinggalan, ikut memeriahkan peringatan Maulid Nabi ini. Bertempat di Teater Luwes IKJ, Jakarta mereka mengadakan Talk Show “Aktualisasi Keteladanan Rasulullah untuk Gerakan Revolusi Mental”, Kamis (24/12).
Budayawan Mohamad Shobary menyebutkan Maulid Nabi ini merupakan momentum bagi umat Islam untuk mengintrospeksi keberislamannya sendiri. Apakah sudah benar mengikuti apa yang diajarkan Nabi Muhammad saw.
“Apakah cara kita menjalankan keislaman itu sudah benar? Sudah tepat sebagaimana Nabi ajarkan?” ujar Shobary.
“Beliau adalah teladan agung tak hanya bagi Muslimin, tapi bagi seluruh umat manusia yang selalu mengajarkan keadilan. Pertanyaannya apakah cara kita beragama, tafsir-tafsir keberagamaan kita sudah mencerminkan keadilan itu? Rahmatan lil alamin itu?”
Di tengah carut-marut keberislaman yang sekarang justru menunjukkan tren ekstremitas dan jauh dari spirit rahmatan lil alamin, Shobary mengingatkan agar kaum Muslimin menjadikan momen peringatan Maulid Nabi untuk meneguhkan kembali keberislaman mereka.
“Momen Maulid ini mesti kita jadikan sebagai momen untuk meneguhkan kembali bahwa Islam itu damai dan mewujudkan kedamaian,” tandas Shobary.
Ir. A. Hafid Paronda yang juga menjadi narasumber talk show ini menegaskan hal serupa.
“Nabi tidak pernah membedakan Arab non-Arab. Beliau itu rahmatan lil alamin. Ajarannya tidak parsialis tapi bernilai holistik, keseluruhan,” ujar Hafid.
“Jadi jangan ngaku ikut Nabi kalau belum rahmatan lil alamin. Kalau belum kasih manfaat ke umat. Jangan ngaku ikut Nabi kalau masih membeda-bedakan orang karena sekte, agama, ras,” pesan Hafid. (Muhammad/Yudhi)