Berita
Ulil: Ideologi Takfiri Sarat Muatan Hate Speech
“Menurut saya gejala takfir atau pengkafiran di tengah masyarakat, khususnya yang dilakukan oleh kelompok menengah ke atas seperti di Jakarta, gejala takfir ini merupakan langkah awal sebagai pintu masuk menuju hate speech,” terang Ulil Abshar Abdalla dalam sebuah diskusi publik Ujaran Kebencian dan Kebebasan Masa Depan, Selasa (1/12) di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Matraman, Jakarta Pusat.
Cendekiawan Muslim ini pun menjelaskan bagaimana suatu kelompok yang awalnya disesatkan bahkan dengan fatwa sesat yang diistilahkan oleh Ulil sebagai “License to Kill”, selanjutnya dengan dalih telah sesat itu maka kelompok yang disesatkan boleh didiskriminasi.
“Dulu kasus kelompok Ahmadiyah seperti itu, kini hal itu diterapkan pada kelompok Syiah dengan mengatakan Syiah bukan Islam,” lanjut Ulil.
Lebih jauh Ulil menerangkan logika yang dibangun oleh kelompok takfiri yaitu dengan membangun pemikirian: meski sesama Muslim tapi karena memiliki pandangan yang berbeda, maka mereka adalah musuh dalam selimut dan ini lebih berbahaya daripada mereka yang di luar Islam.
Pandangan-pandangan itu semua bagi Ulil adalah langkah awal menuju hate speech yang nanti akan dilanjutkan dengan menyesatkan atau dalam kasus Syiah disebut bukan Islam dan dengan begitu maka dibolehkan untuk didiskriminasi. Langkah terakhir adalah dihalalkan untuk diserang dan ditutup masjid-masjidnya.
“Sekurang-kurangnya diskriminasi dalam paham keagamaannya,” ujar Ulil.
Paradoks SE Kapolri
Terkait dengan Surat Edaran (SE) Kapolri tentang hate speech, Ulil masih bertanya-tanya tentang maksud dari dikeluarkannya Surat Edaran tersebut. Sebab bagi Ulil cukup terang benderang Surat Edaran itu seharusnya sudah dapat mengeksekusi dan mencegah maraknya kampanye kebencian terhadap Syiah selama ini. Namun anehnya, hingga kini belum ada pelaku ujaran kebencian terhadap kelompok Syiah yang ditangani pihak kepolisian.
“Menurut saya kampanye anti Syiah kali ini kategorinya sudah naik pada tingkatan hate speech,” tegas Ulil.
Bagi Ulil, salah satu contoh nyata dari hate speech adalah ideologi takfiri yang sosoknya ada di depan mata kita dan kampanyenya luar biasa. Bahkan kata Ulil, ada desas-desus bahwa kelompok yang menyebarkan kebencian ini mendapatkan aliran dana dari Timur Tengah.
“Menurut saya ini serius. Ideologi takfiri adalah bagian dari masalah inti di dalam hate speech dan masalah yang sangat serius sekali,” pungkas Ulil. (Lutfi/Yudhi)