Berita
Semangat Karbala: Semangat Persatuan dan Anti Kezaliman
Tragedi Karbala yang diperingati oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia tiap tanggal 10 Muharam telah menjadi api yang membakar dada orang-orang beriman. Darinya umat Islam meneladani berbagai nilai agung perjuangan Al Husein, keluarga dan sahabatnya yang syahid dibunuh pasukan Yazid.
Ustaz Muhammad Rusli Malik, dalam ceramahnya saat peringatan Asyura bertajuk Dzikir 10 Muharam 1437H, di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD city, Tangerang (24/10), menegaskan pencinta Al Husein harus meneladani semangat perjuangan beliau dalam membela keadilan dan kemanusiaan.
“Al Husein adalah Alquran yang hidup, salat yang hidup. Yang hidupnya mencegah kekejian dan kemungkaran,” terang Rusli Malik.
“Apa itu keji dan mungkar? Yaitu penistaan kepada kemanusiaan,” tambahnya.
“Nabi Musa diutus tidak untuk melawan agama, karena belum ada agama saat itu. Tapi Musa melawan kesewenang-wenangan, kezaliman Firaun, yang kemudian itu menjadi agama.”
“Jadi agama itu adalah menegakkan kemanusiaan,” tegas Rusli Malik. Inilah, yang menurut Rusli Malik ditegakkan oleh Imam Husein di Karbala.
“Perjuangan Imam Husein bukan hanya perjuangan menegakkan agama. Perjuangan Imam Husein adalah perjuangan menegakkan kemanusiaan. Karena kemanusiaan hanya akan tegak apabila ada ‘din’ (agama). Dan ‘din’ itu yang bisa menegakkan adalah Dinul Haq,” tandasnya.
Karena inti dari kemanusiaan adalah persatuan, karena itu menurut Rusli Malik, pencinta Al Husein harus berada di garda terdepan membangun persatuan dan kesatuan.
“Imam Husein waktu hidup tidak menjelek-jelekkan dan mencaci-maki tokoh-tokoh yang mereka (Ahlusunnah) hormati,” ujar Rusli Malik.
“Jadi kalau ada di antara kita, yang mengaku mencintai Imam Husein, tetapi mencaci-maki tokoh-tokoh yang saudara-saudara Ahlusunnah hormati, maka itu bukan dari madrasah Husein. Apalagi orang yang mereka hormati itu orang yang juga pernah disayang oleh Rasul kita Muhammad saw.”
“Kita boleh tidak sepakat dalam hal khilafah, kita menjadi syiahnya Imam Ali, mereka mengikuti Abu Bakar as-Shiddiq. Tapi keyakinan kita tentang kebenaran Imam Ali tidak boleh menjadi pembenar untuk mencaci-maki apa yang mereka pilih. Maka kita harus menghormati mereka sebagaimana Imam kita menghormati orang-orang di sekitarnya,” pungkas Rusli Malik yang disambut gemuruh shalawat oleh ribuan pencinta Al Husein yang menghadiri peringatan Asyura ini. (Muhammad/Yudhi)