Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Aliansi Anti Perang Somasi Saudi

Aliansi Anti Perang (A2P) kembali mendatangi Kedubes Arab Saudi, Kamis (23/10). Mereka melakukan aksi demonstrasi damai menuntut agar Raja Saudi bertanggungjawab atas terbunuhnya ribuan jemaah haji, juga ribuan warga Yaman yang terbunuh akibat agresi Saudi.

“Saudi sama sekali tak meminta maaf atas terbunuhnya ribuan jemaah Haji akibat crane dan tragedi Mina,” ujar Irman dari A2P. “Saudi juga tidak bertanggungjawab, tidak mau transparan atas tragedi ini.”

“Saudi juga melakukan kejahatan perang, menyerang Yaman, 7000 lebih warga Yaman terbunuh,” tambah Irman.

Sementara Mujtahid Hashem, aktivis kemerdekaan Palestina ini juga menunjuk Saudi harus bertanggungjawab atas kejahatan lainnya, yaitu bekerjasama dengan Zionis Israel membantai rakyat Palestina.

“Kita sayangkan Saudi Arabia, merekalah yang sebagian besarnya membiayai pembangunan settlement-settlement di Palestina dan menggusur rakyat Palestina,” ujar Mujtahid. “Kami memprotes keras pembangunan settlement ini yang mengusir rakyat Palestina. Bebaskan Palestina!”

“Kolaborasi Saudi dan Israel sudah tak bisa ditutupi lagi. Mereka menipu umat Islam,” tegas Mujtahid.

Lebih lanjut Mujtahid menyebutkan bahwa protes mereka ke Kedubes Saudi bukan karena mereka anti Arab, tapi karena mereka anti penindasan dan penjajahan.

“Kita tidak anti Arab, kita datang karena kita anti penindasan. Sebagaimana yang telah diperagakan oleh Sayidina Husein yang dibunuh di padang Karbala karena melawan kezaliman Yazid,” tegas Mujtahid.

Pada akhir demonstrasi ini, Aliansi Anti Perang melayangkan somasi kepada Saudi melalui Kedubes Saudi. Ahmad Taufik, SH, kuasa hukum A2P menyampaikan beberapa tuntutan mereka kepada Saudi.

“Kami menuntut Saudi untuk menghentikan perang di Yaman, tidak membantu Israel menindas rakyat Palestina, membuat surat pernyataan meminta maaf tak bisa mengelola haji hingga menyebabkan meninggalnnya warga Indonesia,” ujar Taufik.

“Kami menuntut Saudi memberi penjelasan atas dua peristiwa yang menyebabkan WNI meninggal dunia, luka-luka dan hilang. Juga mengganti kerugian bagi WNI yang meninggal dan luka-luka,” lanjut Taufik.

Aliansi Anti Perang mengancam jika Saudi tidak mengindahkan somasi ini, maka mereka akan mengajukannya ke meja hukum, ke Interpol, Mahkamah Internasional, hingga PBB. (Muhammad/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *