Berita
Para Soekarnois Tuntut Pemulihan Nama Baik Kepada Pemerintah
Tragedi kelam pra dan pasca 1965 yang memakan jutaan korban anak-anak bangsa masih menghantui kita hingga hari ini. Begitu banyak hak-hak kaum tertindas belum terpenuhi dan tak sedikit korban pelanggaran HAM yang hingga kini masih mencari keadilan.
Dalam peluncuran buku “Nasib Para Soekarnois: Kisah Penculikan Gubernur Bali, Sutedja, 1966” yang diadakan YLBHI di Jakarta, Kamis (1/10), dibahas nasib Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja yang dituduh sebagai pengikut PKI.
“Gubernur Sutedja dituding ikut PKI dan diculik. Padahal dia bukan PKI,” ujar Aju, penulis buku ini.
“Tak hanya Gubernur Sutedja, ada 6 Gubernur lainnya yang diberhentikan di tengah jalan karena dituding terlibat PKI,”tambah Aju.
“Padahal ketujuh Gubernur ini adalah pendukung setia ideologi Pancasila sebagai implementasi ideologi sosialis yang berlawanan dengan ideologi liberalis kapitalis yang dimotori Amerika.”
Kepada pemerintahan Jokowi, Aju menuntut agar nama baik kesemua Gubernur ini dipulihkan seperti sedia kala.
Benny Sutedja putra Gubernur Sutedja juga meminta pemerintah memulihkan nama baik ayahnya ini.
“Kami ingin ayah kami yang menjadi korban, agar hak-hak beliau sebagai manusia dikembalikan,” kata Benny.
Permintaan maaf kepada para korban tuduhan dan stigma ini menurut Komisioner Komnas HAM Imdadun Rahmat merupakan langkah yang harus ditempuh agar Indonesia bebas dari beban sejarah.
“Jika tidak diluruskan, bisa bahaya. Korban semakin benci pelaku, sementara pelaku semakin ketakutan untuk diungkap sehingga nanti muncul kebencian yang baru. Saatnya Presiden harus bersikap,”tandas Imdadun. (Muhammad/Yudhi)