Berita
Ormas-Ormas Islam Perlu Duduk Bersama Atasi Perbedaan Hilal
Jakarta – Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) mendesak ormas-ormas Islam untuk duduk bersama mengatasi perbedaan dalam penentuan bulan baru Hijriyyah (hilal). PP Persis juga meminta ormas-ormas Islam juga memperhatikan hasil kajian dari astronomi sebagai salah satu patokan yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Pada tahun ini penentuan Idul Adha tidak ada perbedaan di antara ormas-ormas Islam yakni jatuh pada 10 Zulhijjah bertepatan dengan Selasa (15/10/2013),” kata Ketua Umum PP Persis, Prof. Dr. KH. Abdurrahman, di ruang kerjanya, Senin (7/10/2013), didampingi Sekum PP Persis, Dr. H. Irfan Safrudin.
Menurut Abdurrahman, PP Persis sudah mengarah kepada hasil kajian astronomi yakni penentuan hilal yakni beda tinggi bulan dan matahari minimal 4 derajat serta jarak busur bulan-marahari (elongasi) minimal 6,4 derajat.
“Dari 370 kali hilal berhasil dirukyat dengan alat canggih ternyata derajatnya minimal empat. Hal ini menunjukkan ormas-ormas Islam tak bisa mengabaikan sisi ilmu dan teknologi dalam pengambilan hilal,” ucapnya.
Di antara ormas-ormas Islam, kata Abdurrahman, sudah mulai ada titik temu yakni menggunakan rukyat sekaligus hisab atau imkanurrukyat. “Seperti NU sudah merujuk ke kriteria Majelis Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (Mabims) yang merujuk minimal dua derajat dalam penentuan hilal. Sedangkan Persis lebih berani lagi yakni empat derajat,” katanya.
Kata kunci masih di Muhammadiyah yang masih memakai Wujudul Hilal (WH) sehingga kadang terjadi perbedaan. “Di antara pengurus Muhammadiyah sendiri secara individu sudah ada kemajuan untuk melakukan penyamaan kriteria. Saya yakin dalam waktu tak lama lagi akan ada persamaan kriteria sehingga umat tak lagi bingung,” katanya. (A-71/A-88)***
Sumber : Pikiran Rakyat