Berita
Kisah Pedagang Kambing Kurban
Pukul sebelas siang, di sebuah jalan dekat Kebun Binatang Ragunan, Giyono beserta teman-temannya sedang menunggui kambing kurban dagangannya. Lima hari menjelang Iduladha ini, belum ada pembeli yang datang ketika ABI Press tiba di lokasi itu, Sabtu (19/9).
“Sejak hari Kamis kemarin, dari 100 ekor baru laku 4 ekor,” kata Giyono.
Bersama lima pedagang lainnya, Giyono membawa 100 kambing dagangan mereka dari Boyolali, Jawa Tengah.
“Selama di Jakarta kita tidur di sini sambil jaga kambing,” tutur Giyono.
Pria paruh baya ini mengaku sudah 15 tahun berdagang kambing musiman ke Jakarta saat menjelang Iduladha.
“Tapi dagang di sini baru sekali ini. Awalnya kita di Cilandak, dan terakhir di Mampang. Karena sejak Ahok melarang dagang di trotoar dan pinggir jalan, kita jadi pindah ke sini,” cerita Giyono.
Spanduk bertuliskan “Kedai Hewan Qurban” dipampang di pinggir jalan, berharap dapat menarik perhatian orang.
“Mudah-mudahan saja bisa laku kayak tahun-tahun kemarin. Tahun –tahun kemarin sebelum pindah kesini bisa jual 100 sampai 200 ekor,” harap Giyono.
Memboyong kambing-kambing dagangannya dari Jawa Tengah ke Jakarta tentu membutuhkan biaya tak sedikit jumlahnya.
“Sewa lahan tempat jual ini saja juga sudah mahal, 5 juta untuk jualan di sini beberapa hari saja,” keluh Giyono sambil menanti pembeli yang tak kunjung datang.
Ia beserta teman-temannya menjual kambing dengan harga mulai dari 1,8 juta hingga 3,5 juta per ekor.
“Masih ada beberapa hari lagi sebelum Iduladha, mudah-mudahan bisa laku semua nantinya,” kata Giyono penuh harap.
“Ini bukan punya saya sendiri tapi patungan sama teman-teman, bahkan ada juga yang nitip,” kata Giyono.
Ia memilih berdagang di Jakarta karena menganggap harga dan daya beli masyarakatnya lebih tinggi.
Giyono bersama teman-temannya dari Boyolali Jawa Tengah ini hanyalah satu dari sekian banyak pedagang musiman yang datang dari berbagai daerah ke Jakarta. Mereka rela datang dari jauh meninggalkan anak istrinya dan rela tidur bersama hewan-hewan kurban dagangannya sekadar untuk mengais berkah Iduladha yang datang setiap tahun sekali ini. (Malik/Yudhi)