Berita
Agenda APEC Hanya Mementingkan Negara Maju
JAKARTA – Koalisi masyarakat sipil Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Lawan Neokolonialisme dan Imperialisme (Gerak Lawan) mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk segera menyelamatkan perekonomian Indonesia dari dampak krisis ekonomi global. Penyelamatan ini dengan tidak mengikatkan komitmen yang merugikan dan memperparah ekonomi nasional dalam forum KTT APEC di Bali.
Anggota Gerak Lawan Riza Damanik yang juga sebagai Direktur Indonesia for Global Justice (IGJ) mengatakan, KTT APEC di Bali lebih banyak mendorong kepentingan ekonomi negara-negara industri melalui tiga agenda yang diusung, yaitu agenda pertumbuhan dunia, agenda konektivitas dan agenda Bogor goals yang mendorong liberalisasi perdagangan.
“Misalnya, apa yang disepakati dalam pertemuan para menteri keuangan anggota APEC pada 20 September 2013 merupakan resep-resep ekonomi yang didorong oleh negara maju dalam forum G-20 di Rusia untuk menyelamatkan ekonominya yang saat ini semakin menunjukkan pelemahan,” ungkap Riza di Thamrin, Jakarta, Minggu (6/10/2013).
“Oleh karena itu, menjadi tidak aneh ketika Pemerintah Indonesia banyak mendorong agenda-agenda yang berbau liberalisasi dalam forum APEC. Seperti, ambisi Pemerintah Indonesia yang akan memastikan paket Bali WTO dapat disepakati terlebih dahulu dalam forum APEC sebelum dibawa ke KTM 9 WTO Desember nanti di Bali,” tambahnya.
Riza menjelaskan, melihat perkembangan situasi ekonomi hari ini di Indonesia, dorongan Pemerintah di dalam forum APEC hanya akan membawa Indonesia ke dalam jurang krisis yang semakin dalam.
“Terjadinya peristiwa depresiasi mata uang di beberapa negara berkembang, seperti Indonesia, India, Thailand dan Filipina akibat kebijakan ekonomi AS dalam menyikapi krisis telah mengoreksi pertumbuhan ekonomi Asia yang sebelumnya di 2013 diharapkan mencapai 6,6 persen turun menjadi hanya 6 persen, hal ini berdampak pada pertumbuhan perekonomian nasional yang semakin melambat,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Gerak Lawan Dani Setiawan yang juga sebagai Ketua Koalisi Anti Utang (KAU) mengatakan, dengan situasi ini, maka agenda APEC yang akan membuka dan meliberalisasi pasar keuangan, investasi dan perdagangan akan semakin memperparah ekonomi Indonesia. (rez)
Sumber : Okezone