Berita
Nama 12 Imam Ahlulbait di Masjid Nabi
Meski sepanjang sejarah kaum nashibi dan pendengki Ahlulbait berupaya menghilangkan nama suci Ahlulbait dari panggung sejarah, namun keagungan dan kesucian nama Ahlulbait tak pernah lekang oleh zaman. Jejak-jejak bersejarah Ahlulbait tersebar di berbagai penjuru, mengabarkan keagungan Ahlulbait.
Demikian juga di Masjid Nabawi, Madinah, masjidnya Nabi besar Muhammad SAW, jejak-jejak ini terukir indah.
Kaum Muslimin yang melaksanakan ibadah Haji atau Umrah dan mengunjungi Masjid Nabawi, akan disuguhi deretan kaligrafi nama ke-12 Imam Ahlulbait as yang diukir indah di dinding masjid Nabawi. Mulai dari nama Imam Ali bin Abi Thalib as, hingga Imam ke-12, Imam Mahdi al-Muntazhar as.
Hisam Sulaiman, dari Expedia Tours Travel yang tiap tahun selalu mengantarkan Muslimin yang melakukan ibadah Umrah dan Haji menyebutkan waktu pertama kali melihat kaligrafi itu dirinya terkejut.
“Saya pertama melihatnya saat umrah enam tahun yang lalu. Waktu pertama melihatnya, dikasih tahu Ustaz Ahmad Baragbah, saya kaget,” ujar Hisam. “Ternyata nama Imam Ahlulbait diabadikan di masjid Nabawi.”
“Waktu itu kami rombongan ada 37 orang. Kami semua serempak bershalawat saat melihatnya,” tutur Hisam.
“Saya baca semua nama 12 Imam dari Imam Ali hingga Imam Mahdi. Sebagai pencinta Ahlulbait, saya merasa bangga dan bersyukur melihatnya. Nama ke-12 Imam Ahlulbait berdampingan dengan nama sahabat, 3 Khalifah, Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.”
“Dalam pikiran saya, kalau semua tahu, ini merupakan sumber persatuan umat Islam. Di mana terlihat keduanya bisa bersanding, bisa saling menghargai,” ujar Hisam.
Menurut Ustaz Ahmad Baragbah, pembimbing rombongan haji dan umrah ini, kaligrafi nama 12 Imam Ahlulbait itu dibuat pada masa Turki Utsmani.
“Itu dibuat dari zaman dulu, arsiteknya dari Turki Utsmani. Saat itu suasana di Makkah dan Madinah kan masih baik untuk ukhuwah kaum Muslimin. Malah sejarahnya, bahkan ulama-ulama berbagai mazhab diberi kesempatan jadi Imam jamaah di situ, baik di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi. Di mana nama-nama Imam Ahlulbait, Imam mazhab, dan Khalifah ditulis di situ berdampingan,” terang Ustaz Ahmad.
Tetap Terjaga
Sepanjang sejarah, nashibi pembenci Ahlulbait selalu berupaya menghilangkan dan menghancurkan jejak-jejak sejarah Ahlulbait (keluarga Nabi). Di Saudi sendiri 95% lebih tercatat situs-situs bersejarah dihancurkan oleh pemerintahan Wahabi Saudi. Tetapi berkat perlindungan Allah SWT, tulisan di masjid Nabawi itu selamat.
“Subhanallah mereka (nashibi) gak pernah ngeh dari awal itu. Jadi seandainya mereka sadar mungkin sudah dihancurkan waktu itu. Sekarang sudah terlambat.”
Menurut Ustaz Ahmad, tulisan 12 Imam Ahlulbait di masjid Nabi ini merupakan bukti bahwa sosok suci Ahlulbait itu eksis dan diakui oleh kaum Muslimin.
“Itu bukti bahwa Ahlulbait diakui dan dihormati oleh kaum Muslimin. Ahlulbait itu ada. Ahlulbait itu itrahnya jelas, dari jalur orang-orang yang dimuliakan,” ujar Ustaz Ahmad.
Menurut Hisam, yang sempat berbincang-bincang dengan orang yang bermukim di sekitar Masjid Nabawi, nama 12 Imam Ahlulbait memang tidak asing bagi warga Madinah.
“O, ini cucu-cucu Rasulullah, ini sebagai penghormatan kepada Rasulullah dengan mencantumkan nama cucu Rasulullah,” demikian cerita Munif, pelajar di Maktab Sayyid Maliki di Makkah saat diajak berbincang oleh Hisam.
Sementara menurut Hafsin, penduduk asli Madinah, ke-12 Imam Ahlulbait merupakan ulama-ulama besar zaman dulu. “Ini adalah kaligrafi nama ulama-ulama besar zaman dulu,” tuturnya.
Namun menurut Irsan Fadhullah, salah seorang warga Indonesia yang sedang pergi berhaji ke tanah suci, tidak semua orang peduli akan nama Ahlulbait di dinding masjid Nabawi itu. Irsan sangat menyayangkan hal itu.
“Sangat disayangkan, walaupun nama-nama tersebut terpampang dengan jelas, sedikit yang peduli. Karena mereka tak paham sejarah. Padahal itu Ahlulbait Nabi SAW,” sayang Irsan.
Kaligrafi Imam Mahdi
Salah satu kaligrafi yang istimewa adalah kaligrafi Imam ke-12 Ahlulbait, Imam Mahdi al-Muntazhar as. yang dianggap sebagian orang sebagai nama fiktif, ternyata ada di masjid Nabawi.
“Yang menarik kan mengenai nama Imam Mahdi. Ada nama Imam Mahdi di masjid Nabawi. Mereka (nashibi) menganggap itu fiktif, tapi kenyataannya bahwa waktu itu kan ada dan diakui. Bahwa beliau adalah putra dari Imam Hasan al-Askari, itu jelas,” terang Ustaz Ahmad.
Tetapi menurut Ustaz Ahmad, para nashibi ini meski tak bisa menghilangkan nama Ahlulbait di Masjid Nabawi, mereka berupaya mengaburkan nama Imam Mahdi yang terukir di masjid Nabawi.
“Tulisan Imam Mahdi pada awalnya, kalau orang yang ngerti khat Arab, itu huruf ha pada Muhammad, kan sebetulnya Muhammad bin Muhammad al-Mahdi. Al-Mahdi itu ada ya’ nya terakhirnya. Muhammad ada ha-nya huruf kedua. Itu ‘ha’ dan ‘ya’ mestinya disambung. Tapi sekarang dipisah oleh mereka. Padahal aslinya nyambung.”
“Pengalaman saya pribadi, kadang nyambung kadang nggak. Tapi awal-awal saya haji tahun 83-84 itu masih nyambung, jelas. Kira-kira sepuluh tahun lalu itu sudah dipisah oleh mereka. Bagi yang paham khat, kelihatan jelas itu nggak nyeni lagi,” keluh Ustaz Ahmad.
Meski masih ada upaya mengaburkan sejarah Ahlulbait oleh para nashibi, menurut Ustad Ahmad Baragbah tulisan 12 Imam Ahlulbait di Masjid Nabawi ini membuktikan bahwa sebenarnya yang memecah belah persatuan umat Islam itu hanyalah karena masalah politik saja.
“Itu bukti bahwa pada waktu itu, belum ada kepentingan politik yang menonjol, jadi keadaan kaum Muslimin aman-aman saja dalam ukhuwah. Sekarang ini kan tampak jelas, ya katakanlah zaman Syah. Ketika Syah berkuasa di Iran mereka kan tidak berani memusuhi Syiah. Karena Syah juga ditopang Amerika. Sekarang, ketika Iran mandiri, bebas dari cengkeraman Amerika, Iran diusik Saudi, Qatar, dan sebagainya yang dibekingi Amerika.”
“Ini sebagai bukti untuk kaum Muslimin, bahwa pertentangan sektarian yang ada seperti sekarang ini memang dibuat, kepentingan politik itu untuk menyudutkan Iran, dan orang-orang Syiah pada umumnya.”
“Karena itu, mari jaga ukhuwah di kalangan kita sendiri dan ukhuwah dengan kaum Muslimin yang lain. Berusahalah untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan kaum Muslimin dan umat,” pesan Ustaz Ahmad. (Muhammad/Yudhi)
Berita Lainnya :