Berita
Peneken Islah Sunni-Syiah Sampang Diinterogasi
Jakarta – Beberapa kiyai dari organisasi Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) menginterogasi lima warga Desa Blu’uran, Kecamatan Karang Penang dan Karang Gayam, Kecamatan Omben. Mereka diintrogasi di sebuah pondok pesantren di Desa Gersempal, Kabupaten Sampang.
“Interogasi ini terkait piagam perdamaian sunni syiah. Mereka yang ditanya adalah warga yang hadir ke Jemundo,” kata Wakil Kepala Polres Sampang, Komisaris Alvian, Senin, 30 September 2013. Salah seorang kiai yang hadir di Gersempal, kata Alvian, adalah KH Ali Karrar Sinhaji, Ketua Bassra.
Lima orang menandatangani piagam kesepakatan damai di Rumah Susun Puspa Agro, Senin pekan lalu. Piagam diteken oleh warga Syiah di pengungsian Puspa Agro dan warga yang mengaku berasal dari Blu’uran dan Nangkernang, Sampang.
Namun, di hadapan para kiai, lima warga itu mengaku tidak tahu apa maksud penandatanganan piagam perdamaian itu. “Jadi karena disuruh tanda tangan, mereka nurut saja,” kata Alvian.
Alvian mengakui, pascapenandatangan piagam perdamaian sepihak tersebut situasi di Blu’uran dan Karang Gayam sempat memanas. “Tapi situasi sudah aman, terkendali dan kondusif. Petugas juga fokus patroli di Karang Gayam.”
Koordinator Kontras Surabaya, Andi Irfan mengatakan meski tidak ada kiai dan ulama besar yang hadir dalam acara penandatanganan piagam perdamaian sunni syiah, perdamaian itu dianggap perdamaian yang hakiki karena orang yang hadir adalah pelaku kekerasan dalam dua kali kerusuhan di Dusun Nangkernang. “Masyarakat bawah sudah tidak mau lagi diperalat siapa pun untuk bermusuhan, mestinya pemerintah mengikuti kemauan masyarakat bawah ini,” katanya.
Sumber : Tempo